Ntvnews.id, Jakarta - Data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI diduga diretas. Siber TNI saat ini masih mengecek informasi dugaan peretasan tersebut.
"Terkait (informasi) akun X Falcon Feed yang menyiarkan bahwa data BAIS TNI diretas, sampai saat ini masih dalam pengecekan mendalam oleh Tim Siber TNI," ujar Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar, Rabu (26/6/2024).
Diketahui, di media sosial ada akun @?FalconFeeds.io yang rutin memantau aktivitas siber termasuk dari situs gelap (dark web). Mereka mengumumkan adanya peretasan oleh peretas MoonzHaxor dari BreachForum terhadap sistem BAIS. Mereka mengklaim telah menguasai sejumlah data milik BAIS TNI.
Peretas dalam forum jual beli data gelap di dark web juga menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai, serta menjanjikan data lengkap (full set data) kepada mereka yang hendak membayar. Dalam tangkapan layar laman BreachForum, MoonzHaxor diketahui bergabung dalam komunitas peretas itu sejak September 2023.
Peretas yang sama, pada Minggu (22/6/2024) juga mengumumkan dia berhasil meretas sistem Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) Kepolisian Negara Republik Indonesia. Data-data yang disebut diretas dari sistem INAFIS ialah gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi.
Data-data itu dijual oleh MoonzHaxor seharga 1.000 dolar AS (setara Rp16,3 juta).
Sementara, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian menjelaskan data-data yang diklaim diretas oleh MoonzHaxor ialah data-data lama. Ini diketahui usai adanya konfirmasi dari kepolisian.