Ntvnews.id,
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyatakan bahwa timnya telah melakukan pengumpulan fakta serta investigasi menyeluruh sejak kapal tersebut tenggelam—insiden yang menewaskan 19 orang, sementara 16 lainnya masih belum ditemukan. Dari total penumpang, 30 orang berhasil diselamatkan.
"Intinya kami sudah mendapatkan data yang cukup, dan tinggal melakukan analisa mencari penyebab (kapal tenggelam)," kata dia kepada wartawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 21 Juli 2025.
Lebih lanjut, Soerjanto mengungkapkan bahwa sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap peristiwa tenggelamnya kapal telah mulai teridentifikasi. Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah proses lashing, yaitu teknik pengikatan kendaraan saat berada di dalam kapal.
Ia menekankan pentingnya perbaikan operasional di rute pelayaran antara Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) dan Pelabuhan Gilimanuk (Bali), termasuk dalam hal prosedur pemuatan.
"Mulai dari cara pemuatannya, misalnya kalau over draft (melebihi muatan dari kapasitas) ya jangan diberangkatkan. Besok kami akan sampaikan ke Komisi V DPR RI terkait hal yang perlu segera ditindaklanjuti selama kami melakukan investigasi," kata Soerjanto.
Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya membawa 53 penumpang, termasuk 12 awak kapal (ABK), serta memuat 22 kendaraan saat tenggelam sekitar 30 menit setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.
Sejauh ini jumlah korban yang ditemukan selamat mencapai 30 orang, 19 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 16 lainnya masih dalam pencarian.
(Sumber: Antara)