Ntvnews.id, Jakarta - Kasus pembunuhan sadis menggemparkan warga Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Seorang oknum anggota TNI AD berpangkat Sersan Mayor (Serma), Tengku Dian Anugerah (TDA), diduga membunuh istrinya, Astri Gustina Ayu Yolanda (35).
Penyebab aksi pembunuhan sadis tersebut diduga usai cekcok hebat yang dipicu kecanduan judi online. Berikut empat fakta mengejutkan dari kasus berdarah yang menyita perhatian publik ini:
1. Dibunuh dengan Sangkur, Tubuh Korban Penuh Luka Tusuk
Astri ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan lebih dari delapan luka tusukan di tubuhnya. Sang suami, Serma TDA, diduga menggunakan sangkur untuk menghabisi nyawa istrinya.
Korban mengalami luka di bagian dada, kepala, kening, perut, tangan, hingga pinggang. Warga sempat mendengar jeritan minta tolong dari dalam rumah sekitar pukul 07.30 WIB, sesaat setelah Astri mengantar anaknya ke sekolah.
"Korban kami temukan sudah lemas dan bersimbah darah, duduk di kursi dekat pintu samping rumah," ungkap Siska, tetangga korban.
2. Cekcok Rumah Tangga Akibat Judi Online dan KDRT
Keluarga menyebut rumah tangga Astri dan TDA sudah lama retak. Sang suami diduga kecanduan judi online, dan bahkan berhenti menafkahi keluarga. Selain itu, korban kerap menjadi sasaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Adik saya sudah tidak tahan. Dia keluar dari rumah sejak Iduladha dan tinggal bersama kami di Binjai,” ujar kakaknya, Novi, di RSUD Djoelham Binjai.
Pasangan ini diketahui telah berpisah ranjang sejak tiga bulan terakhir. Mereka memiliki empat anak, dengan anak sulung masih duduk di bangku kelas 8 SMP.
3. Pelaku Ditangkap Saat Kabur di Bandara Kualanamu
Setelah menghabisi nyawa istrinya, Serma TDA mencoba melarikan diri. Namun upayanya kandas setelah ditangkap oleh Polisi Militer Kodam I Bukit Barisan di Bandara Internasional Kualanamu, Medan.
Pelaku langsung diamankan dan kini menjalani proses hukum di bawah kewenangan militer. Sementara di lokasi kejadian, garis polisi terpasang dan penjagaan dilakukan ketat oleh aparat.
4. Keluarga Korban Merasa Diintervensi Oknum TNI
Tragedi ini juga diwarnai dugaan intervensi dari oknum TNI terhadap keluarga korban. Kakak ipar korban, Fadhil, mengaku beberapa kali didatangi oleh prajurit TNI berpangkat mayor yang diduga masih keluarga pelaku.
"Aku capek diintervensi kayak gini bang. Di RS pun kami dilarang foto dan video, bahkan sempat dipaksa tanda tangan surat tidak autopsi," ujar Fadhil.
Ia juga menyebut pihak keluarga sebenarnya sudah hendak melaporkan pelaku karena kebiasaan melakukan kekerasan terhadap korban.
5. Penanganan Kasus Dilanjutkan POM TNI
Hingga kini, proses hukum atas kasus pembunuhan ini ditangani oleh Polisi Militer Kodam I/BB. Pihak keluarga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya dan tidak ada lagi upaya penghalangan keadilan.
Peristiwa tragis ini menjadi cerminan suram dari masalah kekerasan dalam rumah tangga yang tidak terselesaikan, diperparah dengan kecanduan judi online yang kini kian marak.