A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Thailand Usir Dubes Kamboja dan Tarik Utusannya dari Phnom Penh Gegara Perang - Ntvnews.id

Thailand Usir Dubes Kamboja dan Tarik Utusannya dari Phnom Penh Gegara Perang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Jul 2025, 16:56
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Tentara Thailand Tentara Thailand (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketegangan diplomatik antara Thailand dan Kamboja memasuki babak baru. Pemerintah Thailand secara resmi mengusir Duta Besar Kamboja dari wilayahnya dan menarik pulang Duta Besarnya dari Phnom Penh. Langkah ini diambil menyusul ledakan ranjau di perbatasan kedua negara.

Dalam insiden yang terjadi Rabu, 23 Juli 2025 kemarin di Distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani. Lima anggota patroli militer Thailand menjadi korban. Menurut pernyataan militer, salah satu tentara kehilangan kaki, sementara lainnya mengalami gangguan pendengaran dan nyeri dada akibat ledakan.

Menanggapi kejadian ini, Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan bahwa investigasi oleh militer menemukan bukti adanya ranjau darat baru yang dipasang di area perbatasan yang masih disengketakan.

“Pemerintah juga telah memutuskan untuk menurunkan level hubungan diplomatik dengan menarik Duta Besar Thailand untuk Kamboja dan mengusir Duta Besar Kamboja untuk Thailand,” kata Phumtham seperti dilansir AFP, Kamis, 24 Juli 2025.

Ia juga menyebut bahwa beberapa pos pemeriksaan perbatasan akan ditutup sesuai usulan dari militer. Perselisihan ini berakar dari sengketa wilayah di kawasan Segitiga Zamrud, titik pertemuan antara Thailand, Kamboja, dan Laos. Kawasan tersebut telah lama menjadi titik panas, dengan bentrokan mematikan pecah pada Mei lalu yang menewaskan seorang tentara Kamboja.

Sejak itu, hubungan kedua negara terus memburuk. Aksi saling serang dan pembalasan kerap terjadi di perbatasan. Thailand mulai membatasi perlintasan, sementara Kamboja menghentikan sejumlah impor dari negara tetangganya itu.

Di sisi lain, Phnom Penh membantah keras tuduhan bahwa pihaknya menanam ranjau baru. Melalui pernyataan resmi pada Rabu malam, 23 Juli 2025, Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut tuduhan Thailand sebagai "tidak berdasar".

“Kamboja telah berulang kali mengingatkan pihak Thailand bahwa wilayah-wilayah ini masih mengandung banyak ranjau darat sisa perang di masa lalu, yang belum sepenuhnya dibersihkan,” tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata.

Ia juga menuding balik Thailand sebagai pihak yang justru memprovokasi ketegangan.

“Sangat disesalkan bahwa pihak Thailand tidak hanya gagal bertanggung jawab atas tindakan agresifnya, tetapi juga telah menuduh Kamboja melanggar hukum internasional,” ujarnya.

Socheata menyebut Kamboja sebagai “korban yang tidak adil dari pelanggaran Thailand” dan menegaskan bahwa negaranya akan mempertahankan integritas wilayah “dalam keadaan apa pun, dan dengan cara apa pun”.

Ketegangan terbaru ini semakin memperuncing krisis diplomatik dan keamanan di kawasan yang selama ini rawan konflik, dengan ancaman eskalasi lebih lanjut membayangi kedua negara.

x|close