A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

KBRI Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Konflik Bersenjata Thailand-Kamboja - Ntvnews.id

KBRI Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Konflik Bersenjata Thailand-Kamboja

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Jul 2025, 13:46
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Warga mengungsi di Thailand, menyusul bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja pada 24 Juli 2025. Warga mengungsi di Thailand, menyusul bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja pada 24 Juli 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Phnom Penh - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam konflik bersenjata di perbatasan Thailand dan Kamboja. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh pihak Kamboja kepada Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto.

Konfirmasi tersebut diperoleh Dubes Santo saat menerima pengarahan dari Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Prak Sokhonn.

“Menlu Kamboja menyampaikan informasi adanya korban di wilayah Kamboja, tetapi belum dapat memberikan konfirmasi terkait jumlah orang yang meninggal, luka-luka, ataupun bangunan-bangunan yang rusak. Ditekankan bahwa tidak ada warga negara asing yang menjadi korban,” demikian pernyataan resmi dari KBRI Phnom Penh yang diterima di Jakarta pada Jumat, 25 Juli 2025.

KBRI Phnom Penh menyatakan bahwa ada sejumlah WNI yang diketahui tinggal dan bekerja di wilayah O’Smach, ibu kota Provinsi Oddar Meanchey. Informasi tersebut diperoleh melalui laporan masyarakat lewat hotline resmi KBRI. Meski begitu, jumlah pasti WNI di wilayah itu belum dapat dipastikan.

Sementara itu, belum ada data terkait keberadaan WNI di Provinsi Preah Vihear. Kedua provinsi tersebut, yang terletak dekat dengan zona konflik, berjarak lebih dari enam jam perjalanan darat dari ibu kota Phnom Penh.

Dalam pertemuan antara Menlu Kamboja dan korps diplomatik di Phnom Penh, Sokhonn juga memaparkan kronologi eskalasi konflik. Ketegangan bermula dari insiden bentrok senjata yang menyebabkan seorang prajurit Kamboja tewas pada 28 Mei lalu.

Sokhonn menegaskan bahwa pemerintah Kamboja tetap berkomitmen untuk menyelesaikan konflik melalui jalur damai berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional.

“Menlu Kamboja menjelaskan bahwa Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Manet, telah melayangkan surat kepada Presiden Dewan Keamanan PBB agar dilakukan pembahasan mengenai konflik yang berkembang dengan tujuan untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata,” kata KBRI Phnom Penh.

Surat serupa juga telah dikirimkan kepada Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN. Dalam surat tersebut, pemerintah Kamboja juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif Anwar yang telah menjalin komunikasi langsung dengan pihak-pihak terkait.

Selain itu, Sokhonn turut menyampaikan imbauan agar seluruh masyarakat, baik warga lokal maupun asing, untuk tidak bepergian ke area sekitar zona konflik, termasuk Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear, demi alasan keamanan.

(Sumber: Antara)

x|close