A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Kemenhut Siapkan Suaka untuk Perkuat Populasi Badak Jawa - Ntvnews.id

Kemenhut Siapkan Suaka untuk Perkuat Populasi Badak Jawa

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Agu 2025, 18:51
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Anakan badak jawa yang baru lahir direkam dalam kamera jebak di TN Ujung Kulon. Anakan badak jawa yang baru lahir direkam dalam kamera jebak di TN Ujung Kulon. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan bahwa Indonesia terus berkomitmen melestarikan populasi badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang saat ini berstatus sangat terancam punah, termasuk melalui pembentukan suaka khusus sebagai langkah konservasi jangka panjang.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, dalam keterangan di Jakarta pada Jumat, 8 Agustus 2025, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang masih memiliki populasi badak jawa, yang kini hanya bertahan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Di wilayah lain di Asia, spesies ini telah dinyatakan punah.

"Kita harus selalu melakukan bagaimana populasi kecil itu bisa bertahan, syukur bisa berkembang biak. Contohnya badak jawa itu sekarang tinggal mungkin 80 sampai 100 ekor, hanya ada di Ujung Kulon," jelasnya.

Satyawan menambahkan bahwa pemerintah telah menerapkan kebijakan perlindungan total terhadap spesies ini, mengingat perburuan liar masih menjadi salah satu ancaman utama yang menyebabkan penurunan jumlah populasi.

Sebagai upaya lanjutan, Kemenhut tengah merancang pendirian suaka atau fasilitas penangkaran khusus bagi badak jawa, guna mendukung pertumbuhan populasi secara terkontrol. Pendekatan ini telah lebih dulu diterapkan terhadap badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) melalui Suaka Rhino Sumatera di kawasan Taman Nasional Way Kambas.

Program di Way Kambas berhasil mencatat kelahiran badak secara semi-liar, termasuk Andalas yang lahir pada tahun 2001 — menjadi kelahiran pertama badak sumatera dalam penangkaran setelah lebih dari satu abad. Kelahiran terbaru dari program ini diumumkan pada tahun 2023.

"Yang kedua nanti tentu ada upaya-upaya yang kita lakukan seperti yang kita lalukan di Way Kambas dengan membuat sanctuary untuk mempelajari ekologi dan pengembangbiakan badak jawa. Sehingga nanti populasinya bisa terjaga, walaupun kritis, jumlahnya sedikit, tapi tidak menuju kepunahan," katanya.

Saat ini, Kemenhut juga sedang menyiapkan proses translokasi individu badak jawa yang telah dipilih secara selektif ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), sebuah kawasan konservasi khusus. Proses pemindahan ini akan dilakukan dari habitat alaminya di Semenanjung Ujung Kulon ke JRSCA yang berada di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang — keduanya masih termasuk dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer.

Translokasi ini diharapkan dapat mendukung program pengembangbiakan dan memperkuat keanekaragaman genetik badak jawa, demi menjaga keberlangsungan spesies tersebut di masa depan.

(Sumber: Antara)

x|close