"Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi 'pak teman saja tadi ada melompat'. Polisinya menjawab tidak mungkin, dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Ini kami meluruskan sesuai fakta, tidak asumsi atau mengada," tegasnya.
"Di saat dia (Aditia) menyampaikan temannya ada yang melompat dan polisi tidak percaya, polisi hanya menjawab tidak mungkin. Kenapa polisi menjawab itu, karena tinggi (dari atas jembatan ke sungai). Tidak mungkin ada orang yang (berani) melompat. Sehingga Aditia bersama sepeda motor dibawa ke Mapolsek Kuranji," tambahannya.
Suharyono menyesalkan informasi awal yang berkembang bahwa di atas Jembatan Kuranji ada Afif lalu dikerumuni para anggota kepolisian dengan rotan. Hal ini sama sekali tidak benar.
"Itu sudah kami klarifikasi ke Aditia, tidak ada (Afif). Jadi ada informasi yang miss understanding di dalam konteks pertama apa yang terjadi di atas jembatan," ujar dia.
Suharyono menegaskan bahwa di atas Jembatan Kuranji hanya ada sepeda motor beserta barang bukti senjata tajam yang berserakan. Setelah polisi menyita dan mengamankan, Aditia dibawa ke Polsek Kuranji.
"Afif tidak (dibawa). Kami bicara secara fakta. Kalau ada saksi dan bukti lain yang memang harus diajukan, silakan lapor ke polres dan propam akan kami selidiki. Tapi fakta apa yang kami sampaikan adalah saksi dan yang terlibat secara langsung," lanjutnya.
Suharyono turut membeberkan hasil dari perkembangan visum et repertum dan autopsi. Pertama, ia membenarkan terdapat lecet-lecet di tubuh Afif.