Terduga Teroris Tembaki Helikopter Polisi, 18 Orang Meninggal Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Agu 2025, 18:20
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Presiden Kolombia Gustavo Petro. ANTARA/Anadolu/aa. Presiden Kolombia Gustavo Petro. ANTARA/Anadolu/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Meksiko - Otoritas Kolombia melaporkan sedikitnya 18 orang tewas dalam dua serangan teroris yang terjadi di Kota Cali dan Departemen Antioquia pada Kamis 21 Agustus 2025. Dari jumlah itu, enam korban meninggal di Cali, sementara 12 lainnya tewas di Antioquia.

Serangan pertama terjadi di sekitar pangkalan udara militer di Cali dengan menggunakan truk yang dipasangi ranjau. Media lokal menyebutkan insiden tersebut menyebabkan sekitar lima orang tewas serta 36 orang lainnya mengalami luka-luka.

Insiden lain terjadi di Departemen Antioquia, di mana kelompok pemberontak menembak jatuh sebuah helikopter milik kepolisian. Kepolisian nasional mengonfirmasi bahwa 12 anggota mereka gugur dalam peristiwa tersebut, sementara empat lainnya mengalami luka.

“Kementerian Kesehatan Cali melaporkan 65 orang terluka dan enam orang tewas,” ungkap Wali Kota Cali, Alejandro Eder, melalui unggahannya di platform X.

Menanggapi rangkaian serangan ini, Presiden Kolombia Gustavo Petro menyatakan akan mengajukan permohonan kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki aksi-aksi kejahatan yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Ivan Mordisco, Segunda Marquetalia, serta kartel narkoba Clan del Golfo baik sebelum maupun selama masa pemerintahannya.

Baca juga: Wamenaker Immanuel Ebenezer: Semoga Saya Dapat Amnesti

Petro juga menegaskan bahwa kelompok-kelompok tersebut harus diperlakukan sebagai organisasi teroris dan dituntut di hadapan komunitas internasional.
“Saya akan mengajukan permohonan kepada Mahkamah Pidana Internasional untuk meminta penyelidikan terhadap kejahatan yang terjadi sebelum dan selama masa pemerintahan saya, yang menunjukkan mereka adalah penjahat perang yang menggunakan teror dan penjahat terhadap kemanusiaan,” ujar Petro saat menghadiri acara sektor pertanian di Departemen Cesar, kawasan utara Kolombia.

Konflik bersenjata di Kolombia sendiri telah berlangsung lebih dari 50 tahun, melibatkan berbagai kelompok paramiliter. Catatan menunjukkan lebih dari 260.000 orang meninggal dunia sepanjang periode tersebut, sementara jutaan lainnya harus mengungsi dari tempat tinggalnya.

Petro, yang mulai memimpin pada 2022, sebelumnya berjanji akan mengupayakan perdamaian menyeluruh bagi Kolombia.

 

(Sumber : Antara)

x|close