Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Partai Buruh, Said Iqbal, menegaskan pihaknya siap menurunkan tiga hingga lima juta buruh di seluruh Indonesia dengan menggelar mogok nasional apabila aspirasi yang mereka sampaikan di depan Gedung DPR/MPR RI diabaikan.
“Kami ada enam tuntutan dan ini aksi awal. Jika diabaikan, kami akan menggelar aksi lagi bahkan bisa mogok nasional,” ujar Said Iqbal usai aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025.
Ia menambahkan, aksi yang digelar saat ini dimulai dari kaum buruh dan membuka ruang bagi mahasiswa untuk melanjutkan perjuangan.
“Kami akan kawal tuntutan ini dan aksi ini akan panjang,” katanya.
Baca Juga: Bojan Hodak Sebut Thom Haye dan Federico Barba Bisa Debut Lawan Borneo FC
Said Iqbal memaparkan enam tuntutan buruh, yaitu: menghapus tenaga outsourcing dan menolak upah murah, menghentikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekaligus mendesak pemerintah membentuk Satgas PHK, serta melakukan reformasi pajak perburuhan.
Selain itu, buruh juga menuntut agar RUU Ketenagakerjaan disahkan tanpa Omnibus Law, mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai langkah konkret pemberantasan korupsi, serta mendorong redesain sistem Pemilu 2029 agar melahirkan pemimpin yang bersih.
Sebelumnya, Said Iqbal mengklaim sekitar 5.000 buruh dari Jabodetabek dan Karawang telah turun ke jalan dalam aksi di depan gerbang utama Gedung DPR/MPR RI.
“Hari ini Partai Buruh bersama Koalisi Serikat Pekerja bergabung dengan 74 elemen gerakan buruh dengan perkiraan massa 4.000 sampai 5.000 orang,” jelasnya.
Ia menambahkan, aksi serupa juga digelar serentak di berbagai daerah seperti Bandung, Makassar, Aceh, Serang, Surabaya, Semarang, Medan, Lampung, Kepulauan Riau, Morowali, dan wilayah lainnya.
“Ada gerakan buruh, gerakan rakyat dan mahasiswa yang bergerak dalam aksi ini,” katanya.
Baca Juga: Di APKASI Otonomi Expo 2025, Prabowo Tegaskan Makna Penting Pasal 33 UUD 1945
(Sumber: Antara)