FDA Setujui Vaksin COVID-19 Terbaru

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Agu 2025, 15:57
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui vaksin COVID-19 terbaru, tetapi membatasi penggunaannya bagi banyak warga AS secara signifikan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui vaksin COVID-19 terbaru, tetapi membatasi penggunaannya bagi banyak warga AS secara signifikan. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan persetujuan terhadap vaksin COVID-19 versi terbaru. Namun, penggunaannya dibatasi secara signifikan dan hanya diperuntukkan bagi kelompok masyarakat tertentu yang masuk dalam kategori risiko tinggi.

"FDA kini telah mengeluarkan izin pemasaran bagi mereka yang berisiko lebih tinggi: Moderna (enam bulan ke atas), Pfizer (lima tahun ke atas), dan Novavax (12 tahun ke atas)," ungkap Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Robert F. Kennedy Jr., dalam sebuah unggahan di media sosial X dikutip Kamis, 28 Agustus 2025.

Ia menambahkan bahwa meskipun terbatas, vaksin ini tetap bisa diakses oleh pasien yang menginginkannya, selama telah melalui konsultasi dengan tenaga medis. "Vaksin-vaksin ini tersedia untuk semua pasien yang memilihnya setelah berkonsultasi dengan dokter mereka," tambah Kennedy.

Lebih lanjut, Kennedy menyampaikan bahwa FDA telah berhasil memenuhi empat sasaran utama, yaitu: menghapus kewajiban vaksinasi COVID-19; memastikan vaksin tetap tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan, terutama kelompok yang rentan; mendorong perusahaan untuk menjalankan uji klinis terkontrol plasebo; serta mencabut emergency use authorizations (EUA).

Ia menegaskan bahwa EUA untuk vaksin COVID-19 kini telah dicabut.

Namun demikian, sejumlah ahli kesehatan masyarakat menyuarakan keprihatinan atas langkah FDA ini. Mereka menilai kebijakan baru yang lebih terbatas ini dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian, terutama bagi mereka yang tidak tergolong dalam kelompok berisiko tinggi namun masih ingin memperoleh vaksin terbaru.

Kebijakan tersebut juga dikhawatirkan berdampak pada anak-anak dan balita, yang meskipun rentan terhadap gejala berat COVID-19, kini mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mengakses vaksinasi.

Sejumlah organisasi medis, termasuk American Academy of Pediatrics, menyampaikan penolakan terhadap pembatasan ini. Mereka berpendapat bahwa aturan tersebut bisa menyulitkan keluarga yang ingin memberikan perlindungan bagi anak-anak mereka melalui vaksin COVID-19.

(Sumber: Antara)

x|close