Macan Tutul di Lembang Park and Zoo Kabur Usai Jebol Atap Kandang Karantina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Agu 2025, 20:30
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Petugas gabungan saat melakukan penyisiran area yang diduga titik terakhir dari macan tutul yang kabur di Lembang Park Zoo, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 28 Agustus 2025. ANTARA/Rubby Jovan Petugas gabungan saat melakukan penyisiran area yang diduga titik terakhir dari macan tutul yang kabur di Lembang Park Zoo, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 28 Agustus 2025. ANTARA/Rubby Jovan (Antara)

Ntvnews.id, Lembang - Humas Lembang Park and Zoo, Miftah Setiawan, mengungkapkan bahwa seekor macan tutul berusia 3,5 tahun berhasil melarikan diri dengan cara menjebol atap kandang karantina pada Kamis pagi, 28 Agustus 2025.

“Hewan liar tidak bisa ditebak kekuatannya. Diduga stres karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga berhasil menjebol kandang,” kata Miftah di Lembang.

Miftah menjelaskan, pada pukul 04.00 WIB petugas masih mendapati hewan tersebut berada di dalam kandang. Namun ketika diperiksa kembali sekitar pukul 05.00 WIB, satwa itu sudah tidak ditemukan.

“Kandang tempat satwa itu terbuat dari besi berjeruji dan dikelilingi tembok,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Bentrok dengan Perusuh di Pom Bensin Penjernihan

Ia menambahkan, macan tutul tersebut sebelumnya dititipkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat sejak Senin 25 Agustus 2025 untuk menjalani masa karantina. Pada Kamis pagi, pihak kebun binatang sebenarnya berencana melakukan observasi terakhir sebelum hewan itu dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di kawasan Gunung Ciremai, Kuningan.

“Jadi sembari menunggu pelepasliaran, dilakukan observasi dan assessment lingkungan di sini. Namun ternyata stres, sehingga kabur,” kata Miftah.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Jawa Barat, Agus Arianto, menuturkan bahwa Lembang Park and Zoo dipilih sebagai lokasi observasi karena memiliki fasilitas karantina dan tenaga medis yang dianggap memadai.

“Awalnya mau dititip di Lembaga Konservasi Cikembulan, Garut. Namun karena fasilitas kesehatan hewan di sana belum lengkap, maka diputuskan dibawa ke Lembang,” kata Agus.

(Sumber: Antara)

x|close