Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) kembali menegaskan orientasinya untuk mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru ekonomi di kawasan-kawasan transmigrasi, dengan mengutamakan warga lokal.
"Pada tahun ini kami fokus pada transmigrasi lokal yang porsinya 94 persen, sedangkan Transmigrasi Karya Nusantara dari luar provinsi hanya enam persen," tegas Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam keterangan resminya, Minggu, 7 September 2025.
Kepada para anggota dewan, Menteri Iftitah menjelaskan, di beberapa daerah masih ada kekhawatiran adanya perpindahan penduduk dari Jawa ke luar Pulau Jawa.
Padahal setiap program transmigrasi hanya dapat dilaksanakan berdasarkan permintaan pemerintah daerah kepada Kementerian Transmigrasi.
Baca juga: Mentrans Optimalkan Transmigrasi Berbasis Riset Lewat Program Ekspedisi Patriot
Tak terkecuali pada program transmigrasi di Kalimantan dan Papua yang dilakukan atas usul pemerintah daerah setempat.
"Kami pada akhir 2024 berkunjung ke sana (Papua Selatan), mereka memohon untuk transmigrasi lokal. Sebetulnya permohonannya 200 KK tapi anggaran yang tersedia itu hanya cukup 100 KK, sehingga di Papua Selatan itu 100 persen OAP (atau) orang asli Papua," kata Menteri Iftitah.
Sejumlah daerah lain juga menerapkan komposisi mayoritas masyarakat lokal sebagai transmigran di antaranya Sidenreng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan dengan 76 persen masyarakat lokal dan 24 persen pendatang.
Kemudian Torire Poso - Sulawasi Tengah 70 persen masyarakat lokal dan 30 persen pendatang, Poliwali Mandar Sulawesi Barat 65 persen masyarakat lokal dan 35 persen pendatang, serta Halmahera Tengah, Maluku 80 persen lokal dan 20 persen pendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Transmigrasi mengatakan minat masyarakat ikut program transmigrasi saat ini sangat tinggi. Tercermin dari jumlah pendaftar program ini mencapai 8.000 KK dari kuota yang dibutuhkan hanya 95 KK.
Baca juga: Mentrans Tegaskan Transmigrasi 2025 Prioritaskan Warga Lokal
Meski demikian, seleksi ketat untuk pendatang dari luar daerah tetap dilakukan karena mempertimbangkan keterampilan khusus.
"Kami fokuskan bagi mereka yang memiliki keahlian supaya ketika masuk ke daerah yang didatangi itu bisa memberikan pelatihan pada masyarakat setempat. Jadi betul-betul bukan lagi orang-orang yang terbuang gitu. Kami betul-betul lakukan seleksi secara baik dan ini juga sesuai dengan permintaan daerah dengan tetap memperhatikan komposisi yang lebih besar untuk transmigrasi lokalnya," tandasnya.