Kerusuhan Besar di Nepal, Kemlu Pastikan WNI dalam Kondisi Aman

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Sep 2025, 17:12
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. (ANTARA/Anadolu/as.) Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. (ANTARA/Anadolu/as.) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal dalam kondisi aman di tengah gelombang kerusuhan besar anti-pemerintah di negara tersebut.

Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa pihaknya terus menjalin koordinasi dengan KBRI Dhaka yang merangkap akreditasi untuk Nepal, Konsul Kehormatan RI di Nepal, serta simpul masyarakat Indonesia di sana untuk memantau situasi.

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban kerusuhan tersebut,” kata Judha saat menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Rabu.

Ia juga mengimbau agar WNI yang sedang berkunjung atau berwisata di Nepal segera melapor diri ke hotline KBRI Dhaka.
“Bagi WNI yang saat ini sedang melakukan kunjungan atau berwisata di Nepal, mereka diminta segera melakukan lapor diri ke hotline KBRI Dhaka,” ucapnya.

Berdasarkan catatan KBRI Dhaka, terdapat 57 WNI yang tinggal secara menetap di Nepal. Selain itu, tercatat 43 anggota delegasi RI yang sedang menghadiri sejumlah konferensi internasional di Kathmandu, dua personel TNI yang mengikuti pelatihan, serta 23 wisatawan asal Indonesia. Seluruhnya dipastikan dalam keadaan aman, menurut Judha.

Baca Juga: Nepal, dari Monarki Hindu ke Republik Demokratis, Masih Bergulat dengan Ketidakstabilan

Merespons situasi genting tersebut, Kemlu memastikan KBRI telah mengeluarkan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi kerumunan, serta terus memantau perkembangan kondisi dari otoritas keamanan setempat.

Kerusuhan di Nepal dipicu kebijakan pemerintah yang memblokir platform media sosial populer karena tidak mendaftar sesuai aturan baru. Kebijakan itu menuai protes luas pada Senin 8 September 2025, dengan isu penolakan korupsi turut memperkuat kemarahan publik.

Demonstrasi yang awalnya digerakkan anak-anak muda Generasi Z itu dengan cepat berubah menjadi kerusuhan besar, disertai penjarahan massal. Sedikitnya 19 orang dilaporkan meninggal akibat tembakan aparat, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Para demonstran menyerbu gedung publik, kantor partai politik pemerintah, bahkan memasuki dan membakar gedung parlemen. Kediaman sejumlah pejabat tinggi, termasuk Kantor Presiden, juga menjadi sasaran amukan massa.

Atas eskalasi kerusuhan itu, Perdana Menteri Nepal Sharma Oli mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Ram Chandra Paudel, yang segera menyiapkan langkah untuk pembentukan pemerintahan baru.

 Baca Juga: Guterres Minta Penyelidikan atas Aksi Protes Mematikan di Nepal

(Sumber : Antara)

Tags

x|close