Ntvnews.id, Oslo - Komite Nobel Norwegia pada Jumat, 10 Oktober 2025, mengumumkan bahwa Maria Corina Machado menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2025 atas perjuangannya dalam menegakkan hak-hak demokratis rakyat Venezuela serta upayanya mendorong transisi damai dari rezim otoriter menuju pemerintahan yang demokratis.
“Maria Corina Machado adalah salah satu contoh paling luar biasa dari keberanian sipil di Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir,” kata Komite Nobel dalam pernyataannya di Oslo, sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu, 12 Oktober 2025.
Sebagai pemimpin gerakan demokrasi di Venezuela, Machado dinilai berhasil menyatukan berbagai kelompok oposisi politik yang selama ini terpecah untuk menuntut pemilu bebas dan pemerintahan yang lebih representatif.
Ia juga dikenal sebagai pendiri organisasi Súmate, lembaga yang selama dua dekade terakhir berfokus pada advokasi pemilihan umum yang jujur, transparan, dan inklusif.
Baca Juga: 3 Ilmuwan AS Raih Nobel Fisika 2025 Berkat Penemuan Fenomena Penerowongan Kuantum
Komite Nobel menilai upaya Machado dalam mewujudkan “pemungutan suara, bukan peluru” sebagai langkah damai yang sangat sejalan dengan semangat penghargaan tersebut. “Ia telah menunjukkan bahwa alat demokrasi juga merupakan alat perdamaian,” tulis pernyataan resmi Komite Nobel.
Machado sebelumnya sempat mencalonkan diri sebagai presiden oposisi dalam pemilu Venezuela tahun 2024. Namun, pemerintah melarangnya ikut serta. Sebagai bentuk komitmennya pada perjuangan demokrasi, ia kemudian mendukung kandidat lain, Edmundo González Urrutia, dan mengorganisir ratusan ribu relawan untuk memantau proses pemungutan suara. Meskipun laporan oposisi menunjukkan adanya kemenangan jelas bagi pihak mereka, pemerintah tetap menolak mengakui hasil tersebut.
Komite Nobel menegaskan bahwa keberanian Machado untuk tetap tinggal di Venezuela dan melanjutkan perjuangan meski menghadapi ancaman serta tekanan berat menjadi sumber inspirasi bagi jutaan warga di negaranya dan di seluruh dunia.
Baca Juga: Sindiran Pedas Macron ke Trump: Nobel Perdamaian Hanya Layak Jika Hentikan Konflik Israel-Palestina
Menanggapi isu adanya lobi politik dari pihak luar, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Ketua Komite Nobel Jørgen Watne Frydnes menegaskan bahwa keputusan penghargaan tersebut diambil sepenuhnya berdasarkan “pekerjaan dan kehendak Alfred Nobel.” Ia menambahkan bahwa keputusan itu dibuat “di ruang yang dipenuhi keberanian dan integritas.”
Dalam penutup pernyataannya, Komite Nobel menyebut bahwa Machado memenuhi tiga kriteria utama Alfred Nobel:
-
Mempersatukan oposisi di tengah tekanan politik,
-
Menolak militerisasi masyarakat, dan
-
Konsisten memperjuangkan transisi damai menuju demokrasi.
Dengan penghargaan ini, Maria Corina Machado menjadi simbol baru perjuangan sipil tanpa kekerasan di Amerika Latin, menegaskan bahwa keberanian dan komitmen terhadap demokrasi tetap menjadi kekuatan paling ampuh dalam menghadapi penindasan politik.