Bahlil Jamin Harga Bauksit Tak Turun Meski Smelter Bertambah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 17:37
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan saat membuka Mineral dan Batu bara Convention - Expo (Minerba Convex) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025. Pameran pertambangan mineral dan batu bara itu digelar sebagai wadah kolaboratif antara pemerintah dan pelaku industri dalam mendorong transformasi sektor pertambangan ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan serta meningkatkan peluang investasi di sektor pertambangan nasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan saat membuka Mineral dan Batu bara Convention - Expo (Minerba Convex) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025. Pameran pertambangan mineral dan batu bara itu digelar sebagai wadah kolaboratif antara pemerintah dan pelaku industri dalam mendorong transformasi sektor pertambangan ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan serta meningkatkan peluang investasi di sektor pertambangan nasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat hilirisasi komoditas bauksit serta memastikan harga komoditas tersebut tetap stabil meski jumlah smelter aluminium terus meningkat.

“Bauksit ini adalah salah satu komoditas yang akan kita dorong untuk hilirisasi, dan saat ini ekspor bahan mentahnya sudah kita hentikan,” ujar Bahlil usai membuka acara Mineral dan Batu Bara (Minerba) Convex di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Menurut data Kementerian ESDM, Indonesia menempati peringkat keempat dunia dalam hal cadangan bauksit, dengan kontribusi sekitar 9,8 persen dari total cadangan global. Dari sisi produksi, Indonesia berada di posisi keenam dengan kapasitas 2,6 persen dari produksi dunia.

Larangan ekspor bahan mentah bauksit yang berlaku sejak 2023 menjadi langkah pemerintah untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan dan peningkatan nilai tambah di dalam negeri. Turunan utama dari bauksit adalah aluminium.

Baca Juga: Ekosistem Hilirisasi Bauksit Bukti Sinergi Grup MIND ID

“Total kapasitas smelter aluminium yang sudah dibangun mencapai 17,5 juta ton bahan baku,” kata Bahlil.

Ia menekankan bahwa harga bauksit tidak akan anjlok seperti yang sempat terjadi pada komoditas nikel, karena kebutuhan aluminium di dalam negeri masih sangat tinggi.

“Sekarang kita masih banyak impor produk turunan bauksit seperti aluminium. Jadi permintaan dalam negeri justru lebih besar dari kapasitas industri kita, sehingga tidak ada masalah,” jelasnya.

Baca Juga: Menteri Bahlil: Freeport Belum Ajukan Revisi RKAB

Lebih lanjut, pemerintah menargetkan investasi di sektor hilirisasi mineral dan batu bara pada 2025 mencapai 7 hingga 8 miliar dolar AS, dengan realisasi hingga Agustus 2025 telah menyentuh angka 3 hingga 4 miliar dolar AS.

“Realisasi investasi sampai Agustus sekitar 3–4 miliar dolar AS. Ini bagian dari upaya pemerintah memperkuat hilirisasi bauksit,” ujar Bahlil.

Sebelumnya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memproyeksikan permintaan aluminium akan melonjak hingga enam kali lipat dalam tiga dekade mendatang, seiring meningkatnya kebutuhan bahan baku untuk transisi energi dan industri kendaraan listrik.

Direktur Pengembangan Bisnis Inalum saat itu, Melati Sarnita, menyebut bahwa Inalum berperan sebagai penyedia bahan baku utama dalam ekosistem kendaraan listrik, bukan sebagai pesaing bagi industri pembuat battery pack di dalam negeri.

(Sumber: Antara)

x|close