Admin Medsos Wali Kota Surabaya Minta Maaf dan Mundur Gegara Suara Bocor Saat Live

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Nov 2025, 10:26
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Eri Cahyadi. Eri Cahyadi. (Instagram)

Ntvnews.id, Surabaya - Seorang admin media sosial yang mengelola akun Instagram resmi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjadi pusat perhatian publik setelah ucapannya saat siaran langsung (live streaming) tersebar luas dan menimbulkan kontroversi. 

Candaan internal yang terekam tanpa sengaja itu dianggap tidak pantas karena menyinggung proses pembuatan konten kegiatan lapangan sang wali kota.

Menurut unggahan akun @viralforjustice_, kejadian tersebut berlangsung ketika admin tengah menyiarkan kegiatan peninjauan lapangan Eri Cahyadi. Saat sesi live dijeda, mikrofon ternyata belum dimatikan, sehingga percakapan antara admin dan rekannya terekam dan tersebar di media sosial.

Dalam potongan rekaman yang viral, terdengar suara admin yang mengatakan bahwa video kegiatan lapangan Wali Kota bisa disimpan untuk digunakan kembali jika cuaca hujan menggagalkan agenda berikutnya.

Baca Juga: FAM Malaysia Akui Salah Administrasi saat Proses Naturalisasi Usai Disanksi FIFA 

“Lek kaya gitu Mat, ini kan videone bagus. Kita simpen dulu ae. Nek bek-bek besok hujan bisa dipakai, epok-epok keliling (Kalau seperti ini, Mat, videonya kan bagus. Kita simpan saja dulu kalau saja nanti hujan bisa dipakai jadi seolah-olah bapak turun),” ujar perempuan dalam rekaman tersebut, seperti dikutip Minggu, 2 November 2025. 

Pernyataan itu langsung menuai sorotan dari publik. Banyak warganet menilai candaan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dan merusak citra keaslian kegiatan lapangan Wali Kota Surabaya.

Tak lama setelah video tersebut beredar luas, admin yang bersangkutan menyampaikan permohonan maaf terbuka melalui akun pribadinya, @heningdzikrillah. Dalam video klarifikasi yang diunggah, ia menjelaskan bahwa ucapannya hanyalah candaan pribadi dengan temannya. Namun, ia tetap mengakui bahwa tindakannya melanggar etika kerja dan standar profesional yang selama ini dijunjung oleh Wali Kota Surabaya.

Ilustrasi media sosial. (Pixabay) Ilustrasi media sosial. (Pixabay)

“Dengan penuh penyesalan, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat, kepada semua pihak yang merasa terganggu, dan terutama kepada Bapak Walikota yang selama ini telah memberikan kepercayaan kepada saya,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa tidak ada niat untuk memanipulasi kegiatan lapangan ataupun mencederai kepercayaan publik. 

“Itu murni kesalahan pribadi saya yang meskipun konteksnya bercanda dengan teman di mobil, tetapi tetap menyalahi aturan standar kerja yang selama ini menjadi prinsip dasar Bapak Walikota. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan kesalahan ini, walaupun konteksnya hanya bercanda pribadi dengan teman,” lanjutnya.

Baca Juga: Kabar Duka, Raja Keraton Solo Paku Buwono XIII Tutup Usia

Sebagai bentuk tanggung jawab moral, sang admin juga mengumumkan pengunduran dirinya dari tim media sosial Wali Kota Surabaya. Ia berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi siapa pun yang bekerja di ranah publik agar lebih berhati-hati dalam bertutur, terutama di ruang digital yang serba terbuka.

"Sekali lagi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati terdalam. Saya menyesal sedalam-dalamnya, dan sebagai bentuk tanggung jawab moral, saya menyampaikan pengunduran diri saya dengan penuh kesadaran dan penyesalan," tutupnya.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dan profesionalitas bagi para pengelola media sosial pejabat publik, mengingat setiap ucapan dan tindakan dapat berdampak besar terhadap citra institusi maupun kepercayaan masyarakat.

x|close