Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria menegaskan bahwa penyediaan listrik desa selama 24 jam di empat pulau terluar dan terdepan di Sulawesi Utara merupakan wujud konkret kehadiran negara bagi masyarakat di wilayah kepulauan.
“Bagi kami di Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, ini bukan sekadar penyalaan listrik. Ini adalah penyalaan harapan, penyalaan masa depan, dan bukti nyata bahwa negara hadir hingga ke pulau-pulau terluar,” ujar pria yang akrab disapa Ariza itu dalam acara peluncuran penyalaan listrik desa selama 24 jam bagi empat pulau terluar dan terdepan di Sulawesi Utara, yakni Pulau Buhias, Kakorotan, Mantehage, dan Nain, seperti dikutip di Jakarta, Rabu.
Ariza menjelaskan bahwa Program Listrik Desa di wilayah kepulauan tersebut merupakan perwujudan langsung dari Astacita Presiden Prabowo Subianto. Program ini sejalan dengan Astacita kedua tentang pemantapan pertahanan dan kemandirian bangsa, termasuk kemandirian energi, serta Astacita keenam yang menitikberatkan pembangunan dari desa dan dari bawah.
“Ketahanan energi desa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ketahanan nasional. Ketika desa-desa kepulauan memiliki listrik yang andal selama 24 jam, maka yang kita bangun bukan hanya infrastruktur, tetapi juga kedaulatan, daya saing, dan masa depan desa,” kata dia.
Baca Juga: Bahlil Laporkan Subsidi dan Kompensasi Listrik 2025 Capai Rp210 Triliun
Menurut Ariza, keberadaan listrik desa tidak hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar, tetapi juga menjadi modal strategis bagi pembangunan jangka panjang. Hal tersebut memungkinkan desa-desa di wilayah terluar berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memperkuat stabilitas sosial dan kawasan perbatasan.
Dengan tersedianya pasokan listrik sepanjang hari, Ariza menyebut berbagai aktivitas ekonomi masyarakat, seperti usaha perikanan dan kelautan, kuliner, pengolahan hasil laut, UMKM desa, hingga pengembangan desa wisata, diharapkan dapat tumbuh lebih produktif dan berkelanjutan. Selain itu, kualitas layanan pendidikan dan kesehatan di desa juga diyakini akan meningkat.
Program penyalaan listrik desa tersebut dilaksanakan melalui pendekatan kolaborasi Octahelix yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, BUMN, dunia usaha, akademisi, komunitas, media, lembaga keuangan, hingga masyarakat desa sebagai subjek utama pembangunan.
Dalam skema kolaborasi tersebut, PT PLN (Persero) memegang peran penting sebagai penyedia utama energi listrik sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan pemerataan akses listrik yang andal dan berkeadilan.
Baca Juga: AMPG Bantah Tuduhan Bahwa Bahlil Menyampaikan Data Keliru Soal Listrik Aceh Pulih 93 Persen
“Tidak ada pertumbuhan ekonomi yang kuat tanpa sistem kelistrikan yang optimal. Energi listrik adalah fondasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk target pertumbuhan hingga 8 persen,” ujarnya.
Wamendes Ariza juga menegaskan komitmen Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk terus memperluas kerja sama lintas sektor dalam memperkuat ketahanan energi desa sebagai bagian dari agenda besar ketahanan dan kedaulatan energi nasional.
“Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN seperti PLN adalah kunci untuk mewujudkan arahan Presiden, terutama dalam menghadirkan listrik hingga ke desa-desa kepulauan dan daerah tertinggal,” ucap dia.
(Sumber : Antara)
Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria. ANTARA/HO-Humas Kemendes PDT. (Antara)