Akses Pangan Warga Gaza Membaik, Namun Kondisi Hidup Masih Memprihatinkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Des 2025, 08:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Jalur Gaza setelah gencata senjata. ANTARA/Anadolu/py. Ilustrasi - Jalur Gaza setelah gencata senjata. ANTARA/Anadolu/py. (Antara)

Ntvnews.id, Gaza - Akses masyarakat di Jalur Gaza terhadap bahan pangan dilaporkan mengalami peningkatan sejak diberlakukannya gencatan senjata pada 10 Oktober, meskipun kehidupan warga masih berlangsung dalam kondisi yang sangat sulit.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) untuk Palestina, Antoine Renard, dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 18 Desember 2025.

Renard menjelaskan bahwa operasi bantuan pangan WFP telah kembali berjalan secara penuh di lapangan. Ia menyebutkan distribusi bantuan kini telah menjangkau lebih dari satu juta penduduk Gaza, termasuk penyaluran paket makanan dan tepung.

Baca Juga: Bangunan 5 Lantai di Gaza Barat Runtuh

“Dari Program Pangan Dunia, saya dapat memastikan bahwa akses terhadap pangan meningkat secara signifikan,” ujar Renard.

Ia menambahkan bahwa arus bantuan pangan terus bertambah seiring masuknya pasokan komersial ke wilayah tersebut.

Dilansir dari Anadolu, Sabtu, 20 Desember 2025, Renard mengatakan hasil terbaru dari Klasifikasi Tahap Ketahanan Pangan Terintegrasi (IPC) diperkirakan segera dipublikasikan. Meski demikian, ia menilai kondisi saat ini sudah menunjukkan perbaikan, dengan rata-rata warga kini dapat makan dua kali sehari, jauh lebih baik dibanding situasi sebelumnya.

Arsip foto- Seorang anak bersama pengungsi lainnya menunggu pembagian makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina 14 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa. <b>(Antara)</b> Arsip foto- Seorang anak bersama pengungsi lainnya menunggu pembagian makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina 14 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa. (Antara)

Kendati demikian, Renard menegaskan bahwa masyarakat Gaza masih menghadapi tantangan besar. Ia menilai peningkatan akses pangan belum cukup untuk memperbaiki kualitas hidup, karena kondisi sehari-hari warga tetap sangat buruk.

Ia mengungkapkan bahwa banyak warga kesulitan memasak secara aman, lantaran sekitar 90 persen fasilitas memasak masih bergantung pada kayu dan sampah. Renard juga menceritakan kisah seorang perempuan yang kehilangan anggota keluarganya saat mencari kayu bakar terlalu dekat dengan garis pembatas wilayah.

Baca Juga: Trump Tak Tutup Kemungkinan Terjadinya Perang AS dengan Venezuela

Meski gencatan senjata telah berlangsung sekitar dua bulan, kondisi kehidupan warga Gaza dinilai belum mengalami perbaikan yang signifikan.

Israel disebut masih memberlakukan pembatasan ketat terhadap masuknya truk bantuan, yang dinilai bertentangan dengan kesepakatan kemanusiaan. Serangan yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 70.000 orang dan melukai lebih dari 171.000 lainnya, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

x|close