"Akhirnya, rumusan begitu tapi semangatnya terus bukan bagi-bagi kekuasaan gitu, semangatnya itu membatasi jumlah-jumlah pejabat setingkat menteri karena semakin banyak itu semakin banyak sumber korupsi, itu semua anggaran, itu," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai wajar apabila kabinet Prabowo-Gibran memerlukan keterlibatan banyak pihak. Ia berpandangan kabinet gemuk demi kenegaraan merupakan hal baik untuk menjawab tantangan ke depan.
"Kalau gemuk dalam konteks fisik seorang per orang itu kan tidak sehat, tapi dalam konteks negara, jumlah yang banyak itu artinya besar, buat saya bagus. Negara kita kan negara besar. Tantangan kita besar, target target kita besar," ujar Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Habiburokhman mengaku menerima masukan adanya masalah di sejumlah kementerian saat ini. Beberapa di antaranya terjadi di Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Coba di Kumham ya, itu ada fungsi-fungsi kedirjenan yang berbeda satu sama lain secara ekstrem sebetulnya. AHU (Administrasi Hukum Umum) dengan permasyarakatan, sebenarnya itu kan agak-agak kurang nyambung. Lalu ada juga HAM, Ditjen HAM, itu kan agak berbeda. Di banyak negara itu diurus oleh pejabat khusus," paparnya.
"Begitu juga lingkungan, yang kemarin sempat ribut itu, lingkungan hidup dan kehutanan kalau nggak salah. Praktiknya bahkan sempat ada ini di dua komisi," imbuh Habiburokhman.