Ntvnews.id, Jakarta - Mazda tengah bersiap menghadapi masa depan industri otomotif yang semakin didominasi oleh kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan. Sebagai bagian dari strategi besarnya, pabrikan asal Jepang ini berencana menghentikan produksi beberapa model sebelum 2025 berakhir.
Langkah ini bukan sekadar menghilangkan model lama, tetapi juga bagian dari perombakan besar-besaran dalam lini produk Mazda. Demikian dihimpun dari berbagai sumber.
Baca Juga: Empat Model Mazda Bakal Dihentikan Produksinya Tahun Ini, Apa Saja?
Mengapa Mazda Menghentikan Produksi Beberapa Model?
Industri otomotif global terus berkembang dengan pesat, terutama dalam hal elektrifikasi dan efisiensi energi. Mazda pun tidak ingin tertinggal dalam persaingan ini. Dengan menghentikan beberapa model, Mazda dapat mengalihkan sumber daya dan fokusnya pada pengembangan kendaraan listrik serta teknologi baru yang lebih sesuai dengan tren pasar saat ini.
Beberapa model yang akan dihentikan termasuk Mazda2, CX-3, Mazda6, dan MX-30. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari daya saing di pasar hingga respons konsumen terhadap produk tersebut.
Mobil listrik Mazda MX-30. (Foto: Istimewa via Carscoops)
Mazda2 dan CX-3: Era Hatchback dan SUV Kecil yang Berubah
Mazda2, hatchback kecil yang telah menjadi bagian dari lini Mazda selama lebih dari satu dekade, akan segera mengakhiri produksinya. Mazda2 mengalami beberapa pembaruan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tidak cukup untuk mempertahankan dominasinya di pasar. Diperkirakan, Mazda akan menghadirkan penggantinya dalam bentuk kendaraan listrik entry-level yang kemungkinan diberi nama Mazda2e.
Sementara itu, Mazda CX-3, yang pernah menjadi salah satu SUV subkompak populer, juga akan dihentikan. Mazda tampaknya lebih berfokus pada pengembangan generasi baru SUV yang lebih modern dan sesuai dengan permintaan pasar, terutama dengan semakin meningkatnya persaingan di segmen SUV kompak.
Mazda6 dan MX-30: Transformasi Menuju Elektrifikasi
Mazda6, sedan flagship yang sudah lama menjadi bagian dari lineup Mazda, juga akan dihentikan. Meskipun sedan ini telah mengalami beberapa pembaruan sejak debutnya, Mazda6 semakin sulit bersaing dengan sedan listrik yang kini semakin diminati. Sebagai gantinya, Mazda tampaknya akan menghadirkan Mazda6e, sebuah sedan listrik yang kemungkinan berbasis pada model Changan yang sudah tersedia di pasar China.
MX-30, yang merupakan kendaraan listrik pertama Mazda, juga tidak akan dilanjutkan. Model ini gagal memenuhi ekspektasi pasar karena keterbatasan jarak tempuh dan harga yang cukup tinggi. Namun, Mazda masih mempertahankan varian rotary range-extender, e-SkyActiv R-EV, untuk sementara waktu.
Mazda dan Masa Depan Elektrifikasi
Keputusan Mazda untuk menghentikan beberapa model ini menunjukkan bahwa mereka serius dalam transisi menuju kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan. Mazda telah mengumumkan rencana untuk menghadirkan lebih banyak model elektrifikasi dalam beberapa tahun mendatang, termasuk pengembangan mobil sport hybrid dengan mesin rotary yang khas.
Selain itu, Mazda juga tampaknya akan mengikuti tren elektrifikasi global dengan lebih agresif, termasuk kemungkinan pengenalan model berbasis platform listrik penuh. Dengan langkah ini, Mazda berharap tetap menjadi pemain utama di industri otomotif yang terus berubah.
Mazda tidak hanya sekadar menghentikan beberapa model, tetapi juga tengah menyiapkan diri untuk menghadapi persaingan di era kendaraan listrik. Dengan berfokus pada elektrifikasi dan inovasi teknologi, Mazda ingin tetap relevan dan kompetitif di industri yang terus berkembang. Langkah ini mungkin terasa mengejutkan bagi para penggemar model-model lama Mazda, tetapi di baliknya ada strategi besar yang bertujuan untuk memastikan Mazda tetap menjadi pemain kuat dalam dunia otomotif masa depan.