Ntvnews.id, Sidoarjo - Tim SAR gabungan berjuang mengevakuasi santri yang terjebak di bawah reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Upaya dilakukan dengan menggali jalur sempit dan merayap hingga tiga jam karena kondisi bangunan yang rapuh menyulitkan penggunaan alat berat.
Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo menjelaskan, metode penyelamatan itu terpaksa dilakukan demi menjangkau lokasi korban.
“Galian dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi diameter galian hanya 60 centimeter dengan kedalaman 80 centimeter. Personel harus merayap dalam posisi tengkurap tiga jam setiap shift agar bisa mencapai lokasi korban,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Proses penyelamatan tersebut membuahkan hasil dengan ditemukannya tujuh korban tambahan hingga Rabu, 1 Oktober 2025 malam, pada hari ketiga operasi SAR. Dengan penemuan itu, total korban yang berhasil dievakuasi mencapai 18 santri.
Baca Juga: Sapa Keluarga Korban Bangunan Ambruk di Pesantren Al Khoziny, Menag Sampaikan Doa dan Dukungan
Basarnas menyebut, dari tujuh korban terbaru, dua di antaranya meninggal dunia dan lima lainnya selamat. Evakuasi dilakukan oleh Tim SAR gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI, Polri, BPBD, PMI, dan relawan.
Korban selamat yang berhasil dievakuasi antara lain Haikal Muhammad Wahyudi, Al Fatih, Putra, dan Rosi. Mereka kini mendapat perawatan medis di RSUD Notopuro. Sementara dua korban meninggal masih dalam proses identifikasi.
Yudhi menambahkan, operasi penyelamatan masih berlanjut meski menghadapi tantangan besar akibat kondisi reruntuhan yang tidak stabil.
“Setiap getaran berisiko memicu runtuhan tambahan. Karena itu kami mengutamakan kehati-hatian agar korban maupun petugas tetap selamat,” katanya.
Baca Juga: PHK Massal Ancam Amerika
(Sumber: Antara)