"Perusahaan-perusahaan ini adalah nama-nama terkemuka di negeri Paman Sam yang membawa keunggulan dari industri masing-masing. Ke depannya Amerika sangat berminat untuk investasi di IKN dalam sektor digital, energi dan transportasi," ujarnya.
Verinda Fike mengungkapkan belum ada proyek lain.
"Selanjutnya saya pikir akan ada potensi peluang dalam bidang energi dan transportasi yang adalah sektor-sektor utama. Dimana USTDA punya sejarah panjang mendukung jaringan transportasi yang dibutuhkan oleh Nusantara," tuturnya.
Selain dari Amerika Serikat, IKN juga mendapat investasi dari Tiongkok bidang properti, Rusia bidang properti dan Australia dalam bidang pendidikan.
"Dari hunian, telekomunikasi, transportasi, energi kemudian pengolahan limbah, pengolahan air. Water maupun waste management. Infrastruktur seperti hotel, shopping center. Kita ada medical infrastructure, education infrastructure, technology dan lain sebagainya. Total ada 12," kata Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono.
Otorita IKN menyebut sudah mengantongi 282 investor baik domestik maupun asing. Untuk investor asing paling banyak dari Tiongkok, Singapura dan Jepang. Sementara total investasi yang masuk ditaksir mencapai Rp59 triliun.
Namun tingginya investasi yang masuk menurut pengamat hanya dirasakan oleh kawasan inti pusat pemerintahan atau KIPP dan tidak dinikmati kota-kota di sekitarnya.