Bank BRI Diduga Kena Serangan Ransomware, Pakar: Data Tak Cukup Meyakinkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Des 2024, 08:04
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi gedung Bank BRI/Ist Ilustrasi gedung Bank BRI/Ist

Ntvnews.id, Jakarta - Founder of Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Teguh Aprianto meragukan isu serangan ransomware lantaran data yang dibocorkan pelaku tak cukup meyakinkan.

"7 hari yang lalu ada isu bahwa Bank BRI jadi korban ransomware berdasarkan klaim dari Bashe, group yang masuknya masih baru," ucap Teguh dalam akun X @secgron dikutip, Kamis 26 Desember 2024.

"Karena data yang dilampirkan tidak cukup meyakinkan, akhirnya memilih untuk ga publish apapun terkait insiden ini. Lalu, benar ga sih BRI jadi korban ransomware?," sambungnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Teguh menjelaskan setelah tenggat waktunya udah habis, akhirnya datanya dirilis oleh pelaku.

Baca juga: Bank BRI Diduga Terkena Serangan Ransomware, Gimana Nasib Data Nasabah?

Baca juga: Pakar Ungkap Bahaya jika BRI Diduga Jadi Target Serangan Ransomware

"Isi datanya cuma 1 file excel yang isinya cuma 100 row data yang match dengan salah satu dokumen di scribd dan pdfcoffee. Mari tepuk tangan untuk Bashe, group ransomware terkocak sepanjang masa," jelasnya.

Seperti diketahui, Falcon Feeds, lewat akun resminya di platform X atau Twitter, menyampaikan peringatan ransomware yang menyatakan bahwa BRI, salah satu bank terbesar di Indonesia, telah terinfeksi oleh Bashe Ransomware.

Dalam postingannya, Falcon Feeds menyoroti bahwa insiden ini menimbulkan kekhawatiran mengenai perlindungan data yang dimiliki oleh bank tersebut.

"Peringatan ransomware, Bank Rakyat Indonesia telah menjadi korban Bashe Ransomware," ungkap akun @FalconFeedsio dalam bahasa Inggris pada Rabu, 18 Desember 2024.

Halaman
x|close