Dari sisi sumber modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat penanaman modal asing (PMA) lebih dominan dibandingkan penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan PMA mencakup 52,5 persen atau Rp900,2 triliun, sementara PMDN 47,5 persen atau Rp814 triliun.
Dibandingkan dengan capaian 2023, Rosan mengungkapkan terdapat peningkatan di PMA dan PMDN, masing-masing sebesar 21 persen dan 20,6 persen.
Investasi di bidang hilirisasi pada 2024 juga tercatat dengan nilai Rp407,8 triliun, yang mencakup 23,8 persen dari total investasi di Indonesia.
"Itu (realisasi investasi hilirisasi) tidak hanya di bidang mineral, tapi juga ada di bidang kehutanan Rp64 triliun mencakup kehutanan, pulp and paper; kemudian pertanian di oleochemical Rp 67,1 triliun, minyak dan gas petrochemical di Rp23,1 triliun, dan juga di baterai kendaraan listrik itu Rp 8,4 triliun," kata Rosan.
Mengenai proyeksi ke depan, Rosan menyebutkan bahwa sesuai dengan angka pertumbuhan ekonomi yang direncanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Investasi dan Hilirisasi telah menyiapkan target investasi tahunan hingga 2029.
Untuk 2025, diharapkan investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp1.905 triliun dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen. Pada 2026, target investasi diperkirakan mencapai Rp2.175 triliun dengan harapan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,3 persen.