Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diterima pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait negosiasi tarif impor.
"Indonesia ini merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal," ucap Airlangga dalam konferensi pers terkait Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat, Jumat 18 April 2025.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan negara lain yang diterima negosiasi serupa antara lain Vietnam, Jepang, dan Italia.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas sejumlah opsi kerja sama bilateral yang diharapkan dapat menciptakan hubungan dagang yang lebih adil dan berimbang antara kedua negara.
Baca juga: Nego Tarif Trump, Airlangga Tawarkan Tambah Impor LPG hingga Kedelai dari AS
"Delegasi Indonesia tadi dalam pembahasannya baik dengan USTR maupun Secretary of Commerce berlangsung secara hangat, cair, dan juga konstruktif," jelas Airlangga.
Airlangga menyebut, kedua negara sepakat menyelesaikan proses perundingan dalam waktu 60 hari dengan kerangka kerja yang sudah ditetapkan.
"Ada yang menarik bahwa Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari," ungkap Airlangga.
Proses negosiasi ini akan dilakukan hingga tiga putaran untuk memperdalam poin-poin kerja sama yang telah dibahas.
Airlangga optimis bahwa dalam waktu 60 hari kerangka kerja tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi bentuk perjanjian yang disepakati kedua negara.
"Kami berharap dalam 60 hari kerangka tersebut bisa dilanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat," paparnya.
Baca juga: Aguan Akui Bisnisnya Terdampak Tarif Trump, Yakin Pemerintah Bisa Negosiasi
Adapun poin negosiasi Indonesia diantaranya akan menambah impor minyak mentah dan LPG dari AS.
Kemudian Indonesia juga akan berencana untuk membeli produk agrikultur diantaranya gandum, kedelai, susu kedelai hingga barang-barang modal dari AS.
Dalam negosiasi tersebut juga dijelaskan mengenai rencana untuk memfasilitasi terkait perizinan dan insentif perusahaan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia.
"Indonesia juga menawarkan kerjasama terkait dengan mineral strategis atau critical mineral dan juga terkait dengan mempermudah, terkait dengan prosedur daripada impor untuk produk-produk termasuk produk holtikultura dari Amerika," ungkap Airlangga.
"Kemudian seperti dalam kerjasama antar negara di sektor investasi, Indonesia mendorong agar investasi dilakukan secara bisnis to bisnis," tandansya.