Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) mengumumkan bahwa empat perusahaan besar asal China siap menanamkan modal dan mendirikan pabrik pengembangan kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
"Wah banyak, tapi yang paling depan itu mungkin ada tiga atau empat, saya enggak bisa sebut nama-namanya," Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, di acara Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment di Jakarta, pada hari minggu.
Meski ia belum dapat menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut secara spesifik, Pandu menyebut bahwa investasi ini mencakup berbagai sektor, seperti pengembangan baterai kendaraan listrik (EV), pusat data, hingga layanan konsumen.
"Jadi nanti kita lihat satu per satu," ujar Pandu.
Ia juga menegaskan bahwa investasi dari China tak hanya ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan transfer teknologi informasi di Indonesia.
"Jadi per hari ini China yang advance, kita belajar langsung aja dari China. Tapi nantinya InsyaAllah bisa juga kita jadi salah satu leadernya," jelas Pandu dengan optimis.
Pandangan senada datang dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yang menyatakan bahwa sejumlah perusahaan otomotif dari China dan Eropa tertarik untuk menjajaki investasi pengembangan kendaraan listrik dan baterai EV di Indonesia. Hal ini dipicu oleh kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat (AS) yang memengaruhi strategi para produsen tersebut.
"Mayoritas dari China, dan dari Eropa juga sudah ada," ujarnya.
Meski nilai investasi masih dalam tahap pembahasan, perusahaan-perusahaan tersebut berkomitmen untuk melanjutkan dan memindahkan investasinya ke Tanah Air.
Baca juga: Mobil Listrik Pertama Ferrari Diharapkan Tingkatkan Penjualan di Pasar China
(Sumber: ANTARA)