Kepala BGN: Minyak Jelantah dari Program MBG Bisa Diolah Jadi Biofuel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jun 2025, 10:22
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan minyak jelantah dari Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa menjadi potensi usaha bahan bakar energi terbarukan atau biofuel.

Dadan mengungkapkan, dalam sebulan tiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menggunakan 800 liter minyak goreng dann 71 persennya menjadi jelantah.

"Artinya sekitar 550 liter. Ini ditampung oleh pembeli, rata-rata harganya sekitar Rp7 ribu, jadi lumayan lahir satu entrepreneur yang bisa mengambil minyak jelantah dari SPPG-SPPG itu," ucap Dadan dikutip, Selasa 17 Juni 2025.

Ia menjelaskan, minyak jelantah daripada dibuang lebih baik ditampung untuk menjadi sumber pendapatan masyarakat. 

Baca juga: Wamentan Sudaryono Buka-bukaan Potensi Biofuel dari Tebu dan Sawit sebagai Energi Masa Depan

Minyak jelantah juga bukan termasuk bahan yang dibukukan dalam daftar pengeluaran di SPPG karena termasuk barang yang sudah selesai dipakai.

"Itu tidak dibukukan karena termasuk barang yang sudah selesai, sehingga kemudian berpotensi menjadi pendapatan. Bahkan, kalau ada pengusaha yang mau mengumumkan di satu kabupaten misalnya, minyak jelantah kemudian bisa ditampung dan diekspor atau bisa dijual untuk biofuel, itu sangat memungkinkan," jelasnya.

Menurutnya, potensi minyak jelantah untuk biofuel juga telah terbukti dalam beberapa penelitian.

Bahkan bahan bakar untuk pesawat atau avtur kini bisa menggunakan biofuel dari minyak jelantah.

"Karena beberapa penerbangan internasional kan mewajibkan minimal satu persen menggunakan biofuel, dan itu lumayan, jadi yang menjadi pengusaha itu bisa dapat margin dari pembelian di SPPG, dan juga ke yang mengelola biofuel," ucapnya.

Baca juga: RI Menang Lawan Eropa Soal Diskriminasi Minyak Sawit dan Biofuel Berbahan Baku Kelapa Sawit

Selain itu, potensi ekonomi sirkular dari Program MBG juga cukup besar, termasuk tenaga yang mengambil atau mengelola sampah di masing-masing SPPG.

"Kemudian terkait dengan sampah dan lain-lain, kalau satu pemasok bisa memperkerjakan dua sampai lima orang, artinya tenaga kerja yang tidak langsung di SPPG semakin banyak, saya kira ini akan sejalan dengan program percepatan pengentasan kemiskinan," tandasnya. (Sumber:Antara)

x|close