Ntvnews.id, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melangsungkan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) empat perusahaan di pasar modal Indonesia, yang mayoritas sahamnya naik menembus batas atas atau auto reject atas (ARA).
Keempat perusahaan itu adalah PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG), PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), serta PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan tiga pesan kepada keempat perusahaan tercatat.
Pertama, good governance yaitu tata kelola perusahaan yang baik adalah pondasi menjaga kepercayaan dari investor, serta transparansi dan integritas akan meningkatkan corportare reputation di mata stakeholders.
Baca juga: KAI Bandara Imbau Warga Tak Lempar Batu ke Kereta: Berbahaya dan Melanggar Hukum
Kedua, sustainability growth yaitu tantangan perusahaan tercatat adalah terus bertumbuh secara berkelanjutan, yang mana top management team harus mampu memilih strategi yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan dalam kondisi pasar yang dinamis.
Ketiga, lanjutnya, value creation yaitu perusahaan publik harus menciptakan nilai nyata bagi stakeholders.
"Inilah kontribusi untuk ekonomi yang inklusif dan masa depan yang berkelanjutan," ujar Nyoman.
Saham tiga perusahaan IPO itu yaitu CHEK, BLOG dan MERY naik menembus ARA dan PMUI turun menyentuh batas bawah atau auto reject bawah (ARB).
Baca juga: Indonesia dan AS Sepakati Langkah Lanjutan Negosiasi Tarif Resiprokal
Dalam IPO, CHEK menawarkan 815 juta saham atau 20,04 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp128, sehingga menghimpun dana senilai Rp104,32 miliar.
Perseroan akan menggunakan seluruh dana hasil IPO untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional antara lain pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya.
BLOG melepas sebanyak 563,24 juta saham atau setara 16,67 persen dari modal disetor setelah IPO dengan harga saham yang ditawarkan sebesar Rp250 per saham, sehingga meraih dana Rp140,81 miliar.
Perseroan akan menggunakan sebanyak 67 persen dana hasil IPO untuk menambah modal anak perusahaan PT Simpan Sini Aja (SSA) yang bergerak di sektor pergudangan, termasuk pembangunan tiga gudang berpendingin yang akan dibangun di Tangerang, Pontianak, dan Makassar.
Baca juga: Viral Warga Sedang Asik Nongkrong di Pinggir Air Mancur Kena Bayar Rp2.000
Sementara itu, sebanyak 33 persen dana IPO lainnya akan dialokasikan untuk membeli 75 hingga 100 unit kendaraan yang akan memperkuat armada kendaraan jenis light truck (tipe cold dan dry), guna mendukung ekspansi bisnis Perseroan.
MERI menawarkan 235,13 juta saham atau setara 22,72 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran Rp128 per saham, sehingga meraih dana senilai Rp30,09 miliar.
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO sebesar 65 persen untuk memperluas jaringan Merry Riana Learning Centre lewat model kemitraan & sewa, dan sebesar 35 persen untuk memperkuat program Merry Riana Event seperti Life Camp, Leadership Camp, dan Billionaire Camp.
Sementara itu, PMUI melepas sebanyak 1,16 miliar saham baru atau setara 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga IPO senilai Rp180 per saham, sehingga meraih dana senilai Rp208,8 miliar.
Baca Juga: Basarnas Temukan 42 Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Pencarian Lanjutan Gunakan Kamera Bawah Air
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO sekitar 44,39 persen untuk modal kerja berupa pembelian persediaan, sekitar 29,27 persen untuk memberikan pinjaman kepada entitas anak yaitu PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM) dengan suku bunga pinjaman 9 persen dan jangka waktu pinjaman 5 tahun.
Selanjutnya, dana yang dikembalikan dari pelunasan pinjaman akan dimanfaatkan sebagai modal kerja, untuk mendukung pengembangan usaha. Pinjaman yang diberikan itu kemudian akan digunakan oleh GRPM.
Sepanjang 2025, BEI telah berhasil mengantarkan sebanyak 22 perusahaan mencatatkan IPO di pasar modal Indonesia.
Sampai saat ini, masih terdapat 4 perusahaan berada dalam pipeline (antrean) IPO di pasar modal Indonesia.
Kini, jumlah perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia telah mencapai sebanyak 956 perusahaan, yang mana ditargetkan dapat mencapai 1.000 perusahaan tercatat pada akhir 2025.
(Sumber: xAntara)