YouTube Klarifikasi Isu Monetisasi Konten AI, Ini Penjelasannya!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jul 2025, 04:45
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Logo Youtube Logo Youtube (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - YouTube akhirnya angkat bicara untuk menjernihkan polemik dan menenangkan para kreator, menyusul gelombang reaksi keras terkait rencana kebijakan monetisasi terbaru—khususnya yang menyasar konten-konten yang dianggap kurang autentik.

Langkah klarifikasi ini dilakukan menyusul munculnya kesalahpahaman setelah YouTube mengumumkan pembaruan pedoman terkait konten tidak autentik dalam Program Mitra YouTube. Sejumlah kreator menilai perubahan itu sebagai sinyal bahwa platform akan mendemonetisasi berbagai jenis video, termasuk yang dibuat dengan bantuan AI.

Namun seperti dilaporkan The Verge pada Kamis, 10 Juli 2025 melalui video yang diunggah Kepala Redaksi YouTube Rene Ritchie, ditegaskan bahwa perubahan yang mulai berlaku pada 15 Juli 2025 hanyalah penyesuaian kecil terhadap kebijakan monetisasi yang sudah ada.

Dalam kebijakan terbaru ini, YouTube mengharuskan kreator melakukan modifikasi signifikan pada setiap konten non-orisinal yang mereka sertakan dalam video. Rene Ritchie menjelaskan bahwa pembaruan bahasa dalam kebijakan tersebut bertujuan untuk "membantu mengidentifikasi dengan lebih baik konten-konten yang diproduksi massal atau repetitif".

 

Baca juga: YouTube Diam-Diam Longgarkan Moderasi, Konten Langgar Aturan Tetap Tayang

Konten non-orisinal yang diproduksi massal umumnya juga dianggap sebagai spam oleh penonton, sehingga tidak memenuhi kriteria kelayakan monetisasi.

YouTube pun menegaskan bahwa penggunaan AI tetap diperbolehkan untuk mendukung kualitas konten selama masih sesuai dengan pedoman dan persyaratan yang berlaku. Namun, hal ini tidak berlaku bagi konten yang bersifat repetitif dan dibuat secara massal, karena tetap tidak akan memenuhi standar monetisasi.

Meski aturan baru soal pembatasan konten tidak autentik belum resmi diperbarui, YouTube menilai penting untuk segera memberikan kejelasan mengenai jenis konten yang layak dimonetisasi. Langkah ini diharapkan dapat menekan maraknya video spam dan konten hasil reproduksi massal termasuk yang dibuat dengan bantuan AI.

 

Baca juga: YouTube Kian Unggul, TikTok Tertinggal

Pasalnya, dengan semakin mudahnya akses terhadap teknologi AI, kini banyak beredar video di YouTube yang menyatukan potongan klip hasil curian dari kreator orisinal lalu diberi sulih suara buatan. Praktik semacam ini menjadi perhatian utama dalam kebijakan monetisasi terbaru.

Walau YouTube telah menetapkan bahwa monetisasi hanya berlaku untuk konten autentik, para penyalahguna AI tetap nekat. Tak jarang mereka bahkan membuat kanal khusus yang sepenuhnya didedikasikan untuk menyebarkan konten spam berbasis AI demi keuntungan pribadi.

Karena itu, ketegasan dalam menentukan jenis konten yang layak dimonetisasi menjadi langkah krusial bagi YouTube guna menekan penyebaran konten repetitif dan tidak orisinal yang dihasilkan AI.

(Sumber: Antara) 

x|close