Ntvnews.id, Jakarta - Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan terus menguat pada perdagangan Jumat 11 Juli 2025.
Hingga pukul 15.57 WIB, saham BMRI naik 2,90 persen ke level 4.960, mendekati level tertingginya hari ini di 4.980.
Pengamat pasar modal dari Panin Sekuritas Reydi Octa mengatakan, hal ini di sebabkan oleh beberapa sentimen global.
"BMRI mengalami penguatan harga pada perdagangan 11 Juli 2025 cukup signifikan, dengan mencapai level tertingginya di 4.980, di sebabkan oleh beberapa sentimen global yaitu berkurangnya tensi perang tarif dan juga kabar mengenai dovish The Fed," ucap Reydi saat dihubungi Ntvnews.id, Jumat 11 Juli 2025.
Baca juga: Bank Mandiri Akan Gelar RUPSLB Awal Agustus 2025, Bagaimana BRI, BNI, dan BTN?
Kendati demikian, ia menyebut penguatan belum mendapat dukungan penuh dari investor asing.
Dalam seminggu terakhir, investor asing tercatat masih melakukan net sell sebesar Rp603 miliar untuk saham BMRI.
Dari sisi kinerja, laporan keuangan Bank Mandiri menunjukkan laba bersih sebesar Rp19,7 triliun selama lima bulan pertama 2025.
Laba ini stagnan secara tahunan, tetapi tumbuh 26 persen dibanding bulan sebelumnya. Secara konsolidasi, kinerja BMRI mencapai 38 persen dari estimasi laba penuh 2025, sedikit di bawah konsensus analis yang menargetkan 40 persen.
Ia menilai pergerakan saham BMRI ke depan akan dipengaruhi oleh laporan keuangan kuartal II yang dijadwalkan rilis Agustus.
"Jika laba bersih dan pertumbuhan kredit tetap solid yang akan memperkuat harga saham, tapi apabila hasil dbawah ekspektasi pasar, maka bisa menjadi sentimen negatif," ungkap Reydi.
Baca juga: KFC Dapat Suntikan Kredit Bank Mandiri Senilai Rp875 Miliar
Kemudian perkembangan suku bunga dan kebijakan BI juga akan mempengaruhi pergerakan harga saham BMRI ke depan.
"Jika BI rate dapat dipangkas pada paruh kedua 2025 seiring tren inflasi yang menurun. namun hal ini akan terpengaruh dari kesepakatan tarif dagang Trump untuk Indonesia yang akan berlaku bulan 1 Agustus mendatang," paparnya.
Menurutnya, saham BMRI saat ini masih menghadapi zona resistance kuat di kisaran 5.000 – 5.300.
"Penguatan harga BMRI yang didukung volume, partisipasi asing dan sentimen positif dari internal maupun eksternal diharapkan dapat membawa harga BMRI menuju target konsensus analis pada level 6.262," tandasnya.