Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Aimah Nurul Anam melontarkan sorotan tajam terhadap kondisi industri penerbangan nasional.
Mufti menyayangkan semakin menurunnya kualitas penerbangan layanan maskapai, baik milik negara maupun swasta.
Ia menceritakan Batik Air dan Lion Air dinilai sering menelantarkan penumpang akibat keterlambatan penerbangan.
Sementara, Garuda Indonesia justru semakin terbatas pelayanannya dengan harga tiket yang kerap melambung.
"Batik-Lion Air ini semakin ugal-ugalan, Pak. Kami naik tiba-tiba delay satu jam, dua jam, tiga jam, bahkan kawan kami kemarin dari Semarang telat tiga jam dan itu terjadi berhari-hari," ucap Mufti dalam Rapat Kerja dengan Menteri BUMN Erick Thohir dikutip, Jumat, 11 Juli 2025.
Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam menyoroti dugaan otoritarianisme yang terjadi di lingkungan KAI/Ist
Baca juga: VIDEO: Truk Pengangkut Minuman Kemasan 'Rebahan' di Jalan Cikidang, Warga Tak Ada yang Peduli
Mufti mengeluhkan banyaknya penerbangan yang tiba-tiba dibatalkan tanpa kejelasan, yang mana kerap membuat penumpang dirugikan.
Ia juga menyinggung kondisi Garuda Indonesia yang kini justru semakin sedikit melayani rute penerbangan domestik.
"Sebenarnya rakyat kami ini berharap bagaimana Garuda dan Citilink ini bisa hadir di tengah-tengah masyarakat tapi kita tahu hari ini jadwal Garuda semakin sedikit, harganya juga semakin mahal," paparnya.
Mufti turut menyinggung gaya hidup para direksi maskapai pelat merah yang menurutnya kerap memanfaatkan fasilitas negara secara berlebihan.
Ia memuji langkah Kementerian BUMN yang sebelumnya sudah menegur jajaran direksi.
Baca juga: Huawei Pura 80 Ultra Resmi Meluncur Global, Usung Lensa Telefoto Ganda Pertama di Dunia
“Kami sangat mengapresiasi yang disampaikan Pak Doni waktu itu untuk menegur bagaimana direksi ini tidak ugal-ugalan dalam memakai fasilitas negara," ungkap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.
"Karena jujur itu yang terjadi loh Pak, direksi ini lebih banyak berkantor di lapangan golf daripada di kantor BUMN, di kantor mereka," bebernya.
Mufti lantas mempertanyakan kejelasan peta jalan atau peta jalan industri penerbangan nasional ke depan.
“Maka harapan kami Pak, kami ingin tanya sebenarnya road map dari industri penerbangan kita ini seperti apa? Karena rakyat kita ini berharap banget agar bagaimana kita bisa menjadi pemain utama dalam industri penerbangan agar rakyat tidak dirugikan Pak,” pungkasnya.