Dia menjelaskan, penyebab penurunan pendapatan secara drastis akibat Covid-19 dan persaingan ketat di industri tekstil global.
"Kondisi geopolitik perang di Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina menyebabkan terjadinya gangguan supply chain dan juga penurunan ekspor karena terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat kawasan Eropa maupun Amerika Serikat," ucapnya.
Selain itu, terjadinya over supply tekstil dari China menyebabkan terjadinya dumping harga yang mana produk-produk ini menyasar terutama ke negara-negara di luar Eropa dan China yang longgar aturan impornya, salah satunya Indonesia.
"Situasi geopolitik dan gempuran produk China masih terus berlangsung sehingga penjualan belum pulih," ucapnya.
Kendati demikian, Welly menyebut perseoran tetap beroperasi dengan menjaga keberlangsungan usaha serta operasional dengan menggunakan kas internal maupun dukungan sponsor.