A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

BI Rate Berpeluang Turun Setelah RI-AS Sepakati Tarif 19 Persen - Ntvnews.id

BI Rate Berpeluang Turun Setelah RI-AS Sepakati Tarif 19 Persen

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Jul 2025, 11:41
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Trump dan Prabowo Trump dan Prabowo (Biography)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian memandang sudah saatnya suku bunga acuan atau BI-Rate turun, usai kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menjadi 19 persen. 

Dengan inflasi Juni 2025 hanya sebesar 1,87 persen year on year (yoy) dan rupiah yang cenderung menguat, maka ruang penurunan BI-Rate menjadi semakin besar.

Fakhrul melihat Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis point (bps) hari ini.

"Setelah kita mendapatkan kesepakatan perang dagang, sudah saatnya juga kebijakan moneter lebih longgar," kata Fakhrul di Jakarta, Rabu 16 Juli 2025.

Fakhrul memandang bahwa pemangkasan BI-Rate sudah harus dilaksanakan mengingat adanya pergeseran urgensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Baca juga: Ekonom: Tarif Trump Turun Jadi 19 Persen, Ini Momentum Indonesia Beralih ke EBT

Prabowo Saat Ditelepon Donald Trump <b>(Instagram)</b> Prabowo Saat Ditelepon Donald Trump (Instagram)

Di samping itu, negara tetangga seperti India dan Malaysia juga telah menurunkan suku bunga.

Untuk memperkuat rupiah, ia memandang perlunya ekspektasi perbaikan ekonomi melalui dorongan moneter dan fiskal.

Apabila BI-Rate dipangkas dan belanja pemerintah meningkat, maka arus modal akan kembali dan memperkuat rupiah.

Fakhrul memperkirakan rupiah bisa menguat hingga ke level Rp15.500 per dolar AS pada tahun ini.

Baca juga: IHSG Dibuka Menguat Seiring AS Tetapkan Tarif 19 Persen ke Indonesia, Rupiah Masih Melemah

Selanjutnya, IHSG diperkirakan bisa mencapai level 7.750 pada akhir tahun ini seiring dengan kesepakatan tarif dagang, penurunan BI-Rate, serta perbaikan ekonomi pada paruh kedua tahun 2025.

Menurut proyeksi Trimegah, sektor yang terkait metal dan konsumer akan unggulan pada paruh kedua tahun ini.

Bank sentral Indonesia mengadakan pertemuan bulanan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa (15/7/2025) dan Rabu ini. BI akan mengumumkan kebijakan moneternya pada konferensi pers hari ini.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Selain penetapan nilai tarif, kesepakatan yang diteken antara Trump dan Prabowo juga mencakup komitmen RI membeli energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS dan produk agrikultur senilai sebesar 4,5 miliar dolar AS, ucap Presiden AS.

Trump juga menyebutkan adanya komitmen RI membeli 50 pesawat Boeing baru, yang sebagian besar merupakan Boeing 777.

Namun, tidak dirinci maskapai atau pihak mana yang akan membeli pesawat tersebut.

Baca juga: 300 Calon Lebih Petugas PPSU Bersaing Ketat di Kelurahan Papanggo Jakarta Utara

Fakhrul menilai kesepakatan dagang ini merupakan hal yang baik bagi Indonesia mengingat nilai tarif lebih rendah apabila dibandingkan dengan Malaysia (25 persen), Vietnam (20 persen dan 40 persen transhipment), serta Thailand (36 persen).

"Di tengah dunia yang volatil seperti saat ini, adanya kesepakatan ini menjadi angin segar," kata dia.

Menurut Fakhrul, hal yang lebih penting bukan sekadar besaran tarif melainkan pengertian dan pernyataan dari pemerintah AS terhadap posisi Indonesia.

Posisi Indonesia dalam mineral tanah jarang, tembaga, dan mineral lainnya menunjukkan kekuatan posisi tawar Indonesia.

Sumber-sumber inilah yang nantinya akan menjadi posisi tawar di masa mendatang.

Ia menambahkan tarif yang lebih rendah dibandingkan negara tetangga akan menjadi momentum untuk mengembangkan kawasan industri dan menarik investasi ke Indonesia.

Fakhrul juga memandang bahwa selisih tarif antara Indonesia dan negara lain seharusnya dapat memindahkan investasi sebesar 200-300 juta dolar dalam satu hingga dua tahun ke depan. (Sumber: Antara)

x|close