Kadin Dorong Pengusaha Manfaatkan Tarif Impor 0 Persen dari AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Agu 2025, 21:30
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie memberi keterangan ketika ditemui setelah konferensi pers menjelang retret Kadin di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Jumat 1 Agustus 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie memberi keterangan ketika ditemui setelah konferensi pers menjelang retret Kadin di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Jumat 1 Agustus 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengimbau kalangan pengusaha untuk mengambil peluang dari kebijakan tarif impor 0 persen yang diberlakukan Amerika Serikat, guna menciptakan nilai tambah ekonomi.

“Yang paling penting, bagaimana pengusaha-pengusaha bisa memanfaatkan ini (tarif impor 0 persen dari AS) untuk bisa mendapatkan nilai tambah,” ujar Anindya usai konferensi pers menjelang retret Kadin di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Jumat 1 Agustus 2025.

Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa Indonesia dapat memperoleh harga yang lebih kompetitif untuk komoditas seperti minyak dan gas bumi (migas) dari AS, yang menurutnya lebih menguntungkan dibandingkan mengimpor dari negara lain seperti selama ini dilakukan.

Tak hanya itu, untuk bahan baku seperti gandum, gula, dan kapas, Anindya mendorong pengusaha agar tidak sekadar mengimpor, tetapi juga mengolah komoditas tersebut untuk kemudian diekspor kembali ke pasar Amerika.

Baca Juga: KAI: Tak Ada Korban Jiwa dalam Insiden Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek

“Jadi, sebenarnya sih oke-oke saja (tarif impor 0 persen), yang tidak boleh terjadi adalah impor yang ilegal,” tegasnya.

Anindya juga menyoroti bahwa kebijakan tarif 0 persen dari Amerika Serikat berpotensi membuka lebih banyak pilihan produk bagi konsumen di Indonesia.

“Orang mengatakan, wah ini bisa banjir (barang). Tapi, saya rasa belum tentu. Bisa juga, justru pilihan pada konsumen lebih banyak. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus siap dengan kemungkinan itu,” tambahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan sehubungan dengan keterangan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menyebutkan bahwa tarif resiprokal antara Indonesia dan AS sebesar 19 persen akan mulai diberlakukan pada 7 Agustus 2025.

Sementara itu, hampir seluruh produk ekspor Amerika Serikat ke Indonesia akan dikenakan tarif nol persen sesuai kebijakan yang berlaku. 

(Sumber: Antara)

x|close