Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, seperti Shell dan BP-AKR, telah memperoleh tambahan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) untuk tahun 2025.
Penegasan ini disampaikan Bahlil menyusul munculnya kelangkaan pasokan BBM di sejumlah SPBU swasta.
“Kuota impor 2025 sudah ditetapkan 110 persen dibandingkan tahun 2024. Jadi tidak benar kalau dikatakan mereka tidak diberikan kuota impor. Untuk kebutuhan lebih lanjut, silakan dilakukan kolaborasi bisnis dengan Pertamina,” ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 9 September 2025.
Menurut Bahlil, kebijakan ini tidak berkaitan dengan persaingan usaha, melainkan prinsip konstitusi.
“Ini menyangkut Pasal 33 UUD 1945. Hajat hidup orang banyak memang sebaiknya dikuasai negara, tetapi bukan berarti seluruhnya. Dengan tambahan 110 persen itu sudah adil,” jelasnya.
Baca Juga: Pertamina Siap Suplai BBM ke SPBU Swasta, Tinggal Tunggu Mekanisme Teknis
Bahlil menambahkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan perusahaan SPBU swasta, termasuk Shell dan BP, untuk menjelaskan secara langsung alokasi kuota impor.
“Kami sudah sampaikan bahwa masing-masing perusahaan mendapat tambahan 110 persen dari kuota impor tahun sebelumnya,” kata dia.
Sebelumnya, pada 29 Agustus 2025, Bahlil juga menyarankan SPBU swasta membeli pasokan BBM langsung dari Pertamina jika masih menghadapi kekurangan, agar tidak sepenuhnya bergantung pada impor.
“Kita harus menjaga neraca ekspor-impor nasional. Bukan pilih kasih, semua mendapat kuota, tapi kondisi negara juga harus dipertimbangkan,” ujarnya.
(Sumber: Antara)