Apalagi, sunat perempuan itu modelnya disayat dan tentu mengandung risiko infeksi, apabila misalnya alatnya tidak higienis dan menimbulkan luka. "Selama ini anjuran untuk sirkumsisi atau sunat hanya dilakukan pada laki-laki," katanya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Mataram dr H Emirald Isfihan. (ANTARA/Nirkomala)
Baca Juga: Annisa Pohan Bicara Kehadiran Perempuan di Politik
Pria Lakukan Penganiayaan Kejam Terhadap Perempuan di Bogor
Sementara menyinggung tentang data anak perempuan yang disunat, Emirald mengatakan selama ini tidak ada angka pasti sebab belum diketahui lokasi yang bisa digunakan para orang tua untuk sunat anak perempuan.
"Kami juga belum tahu apakah dokter-dokter dan tenaga medis ada yang melakukan praktek sunat anak perempuan atau tidak," katanya. (Sumber: Antara)