Nurul menjelaskan bahwa selama masa jabatannya sebagai ketua umum, Airlangga Hartarto berhasil memimpin Partai Golkar meraih kesuksesan besar dalam berbagai momen penting pemilihan umum.
Pada Pemilu 2019, di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Partai Golkar berperan penting dalam memastikan Joko Widodo terpilih kembali sebagai Presiden RI untuk periode 2019–2024.
"Keberhasilan ini dilanjutkan dengan kemenangan pada Pilkada 2020, di mana Golkar berhasil memenangkan 165 dari 270 daerah yang menggelar pilkada," katanya.
Pada Pemilu 2024, keberhasilan Airlangga Hartarto dan Partai Golkar terus berlanjut dengan suksesnya pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dalam meraih kemenangan pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Deretan Nama Ini Disebut Masuk Bursa Pengganti Airlangga Sebagai Ketum Partai Golkar
Dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Partai Golkar memperoleh 14,4 persen suara, meningkatkan jumlah kursi di DPR RI menjadi 102 kursi untuk periode 2024–2029, yang setara dengan 18 persen dari total kursi DPR RI.
Dia juga menambahkan bahwa dalam perannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga berhasil memimpin negara menghadapi tantangan pandemi COVID-19 dan memperkenalkan Undang-Undang Cipta Kerja yang mengubah secara signifikan peraturan perundangan di Indonesia.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa alasan dia mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah untuk menjaga keutuhan partai dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar, Jakarta.