A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Terungkap Sosok ‘Raja Jawa’ yang Sebenarnya, Diungkap Bahlil Bisa Bikin Celaka - Halaman 2 - Ntvnews.id

Terungkap Sosok ‘Raja Jawa’ yang Sebenarnya, Diungkap Bahlil Bisa Bikin Celaka

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Agu 2024, 11:16
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Tempat Duduk Alias Singgasana Raja Ilustrasi Tempat Duduk Alias Singgasana Raja (ChatGPT)

Hal ini disebabkan oleh tema pidatonya di forum tersebut yang juga banyak menyinggung isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Meski demikian, publik tetap penasaran dengan istilah yang disampaikan oleh Bahlil.

Ilustrasi Tempat Duduk Alias Singgasana Raja <b>(ChatGPT)</b> Ilustrasi Tempat Duduk Alias Singgasana Raja (ChatGPT)

Beberapa orang bahkan telah berspekulasi dan membuat asumsi sendiri, menyebutkan beberapa nama politikus terkemuka di Indonesia saat ini. 

Pada dasarnya, istilah Raja Jawa bisa dimaknai secara berbeda oleh setiap orang. Salah satu interpretasi yang sederhana adalah dengan mengartikannya sebagai penguasa di Tanah Jawa. Namun, dari sudut pandang politik, sosok raja yang identik dengan kekuasaan dan dominasi ini bisa diartikan sebagai penguasa politik di Indonesia.

Kata 'Jawa' sendiri menunjukkan bahwa orang tersebut menjalankan kekuasaannya dari Tanah Jawa. Jika melihat ke masa lalu, istilah ini pernah digunakan oleh beberapa orang untuk menyebut Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Julukan ini muncul karena besarnya kekuasaan dan pengaruh yang dimilikinya di Indonesia pada masa itu. Di era ini, ada beberapa tokoh yang mungkin layak disebut sebagai 'Raja Jawa'. Mungkin salah satu dari mereka adalah sosok yang dimaksud oleh Bahlil Lahadalia dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum Golkar.

Halaman
x|close