Kemendikdasmen: Mata Pelajaran Coding di Tingkat SD Tidak Akan Rumit

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Nov 2024, 08:10
Muhammad Hafiz
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kemendikdasmen: Mata pelajaran coding di tingkat SD tidak akan rumit Kemendikdasmen: Mata pelajaran coding di tingkat SD tidak akan rumit (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) di tingkat SD akan disusun agar tidak kompleks, dengan fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kepala Pusdatin Kemendikdasmen, Yudhistira Nugraha, di Jakarta pada Kamis menjelaskan bahwa pelajaran coding dan AI sebagai bagian dari pendidikan numerasi di SD bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir sistematis, berpikir komputasional, dan kemampuan berpikir secara menyeluruh (big picture thinking) pada siswa.

"Jadi, coding nantinya tidak harus selalu melibatkan komputer. Misalnya, untuk pengenalan dasarnya, bisa menggunakan kartu atau alat peraga lain sebelum akhirnya beralih ke aplikasi pendukung. Yang paling penting adalah pemahaman dasar numerasinya tersampaikan," kata Yudhistira dikutip dari Antara, Jakarta, Jumat 15 November 2024.

baca juga: Takumi Minamino Kurang Sreg dengan Lapangan GBK Jelang Duel Timnas Indonesia vs Jepang

Ia juga menambahkan bahwa pengajaran dua mata pelajaran pilihan ini akan berfokus pada aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan penuh interaksi antara siswa dan guru, baik dengan maupun tanpa bantuan teknologi aplikasi.

“Hal ini tentu selaras dengan prioritas yang dicanangkan Pak Presiden, yang ingin meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan numerasi, sains, teknologi, serta digitalisasi, dengan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan,” tambahnya.

Sebelumnya, pada Rabu (13/11), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyatakan bahwa pelajaran AI dan coding akan mulai diajarkan dari kelas 4 SD.

"Untuk SD, pembelajaran ini tidak akan dimulai dari kelas 1, tetapi dari kelas 4, 5, atau 6," jelas Abdul Mu'ti di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta.

Halaman
x|close