Komentar tersebut ditulisnya pada bulan Februari lalu sebagai reaksi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Perdana Menteri Israel bernama Benjamin Netanyahu. Pada saat itu, Netanyahu merencanakan serangan untuk melenyapkan kota tersebut yang dianggap sebagai benteng terakhir kelompok militan Hamas.
Padahal Kota Rafah merupakan salah satu tempat berlindung bagi pengungsi Gaza. Para pengungsi berusaha untuk melarikan diri dari serangan berkelanjutan yang dilakukan oleh Israel. Tercatat setidaknya ada sekitar 1,4 juta penduduk yang memilih berlindung di Kota Rafah.
Baca Juga:
AS Menentang Keras, Hal Ini Dijadikan Alasan Israel Tetap Serang Rafah Palestina
Ini Alasan Israel Tetap Kekeuh Serang Rafah Palestina Meski Dikecam AS
Mengenal Kota Rafah
Israel Gempur Rafah Palestina (Istimewas)
Mengutip dari laman Britannica, Rafah merupakan sebuah kota yang terletak di perbatasan Jalur Gaza dan Mesir. Diketahui belum lama ini tepatnya di tahun 2023 sampai 2024, warga Gaza yang mengalami serangan akibat perang Israel dan Hamas memilih untuk mengungsi ke kota tersebut.
Hal ini dilakukan karena Kota Rafah dikenal sebagai tempat perlindungan yang terakhir bagi warga sipil. Namun, pihak Israel justru melihat Rafah sebagai benteng terakhir para pejuang Hamas. Situasi tersebut membuat Israel sempat memberikan peringatan terjadinya invasi di wilayah tersebut.