Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu, 1 Januari 2025, mengeluarkan peringatan tegas bahwa Israel akan meningkatkan operasi militer di Gaza jika Hamas tidak segera menyetujui perjanjian pembebasan sandera.

Dalam pernyataannya, Katz menegaskan bahwa jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel, kelompok tersebut akan menghadapi "serangan dengan intensitas yang belum pernah terjadi di Gaza dalam waktu yang lama."

Baca juga: Vonis Gazalba Saleh Diperberat Jadi 12 Tahun dan Bayar Rp500 Juta

Mengutip Xinhua, ia menyatakan bahwa militer Israel akan terus "meningkatkan dan mengintensifkan" serangannya terhadap basis-basis militan di Gaza hingga semua sandera dibebaskan dan Hamas "dilenyapkan."

Negosiasi yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat saat ini mengalami kebuntuan, dengan isu utama melibatkan kelanjutan gencatan senjata. Hamas ingin memperpanjang gencatan senjata, sementara Israel tetap bersikeras melanjutkan operasi militernya jika terdapat ancaman keamanan.

Isu lain yang menjadi hambatan adalah tuntutan Hamas agar pasukan Israel ditarik dari Gaza. Namun, Israel menolak tuntutan ini, menekankan pentingnya kehadiran militer untuk menjaga kontrol keamanan.

Pada 7 Oktober 2023, serangan Hamas di wilayah selatan Israel mengakibatkan penculikan sekitar 250 warga sipil dan tentara, dengan sekitar 100 orang yang diyakini masih ditahan di Gaza. Serangan balasan Israel menyebabkan kehancuran besar di Jalur Gaza, termasuk kelaparan, wabah penyakit, dan sedikitnya 45.540 korban jiwa, menurut laporan yang ada.