Ntvnews.id, Jakarta - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menyatakan tidak menemukan "hubungan yang pasti" antara dua insiden, yakni serangan mobil yang menabrak kerumunan di New Orleans, Louisiana, dan ledakan kendaraan di sekitar Trump Hotel, Las Vegas, Nevada.
"Pada titik ini, tidak ditemukan hubungan yang pasti antara serangan di New Orleans dengan yang terjadi di Las Vegas," ungkap Asisten Direktur FBI Christopher Raia pada Kamis, 2 Januari 2025.
Pernyataan tersebut muncul setelah insiden mobil yang merempuh kerumunan di Bourbon Street, New Orleans, saat malam Tahun Baru, 1 Januari 2025. Pelaku serangan diidentifikasi sebagai Shamdud-Din Jabbar (42), warga Texas dan mantan anggota militer AS.
Di hari yang sama, sebuah Tesla Cybertruck meledak di luar Trump International Hotel, Las Vegas, menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya. Pelaku, Matthew LiveIsberger (37), juga merupakan veteran militer AS.
Raia menjelaskan, kejadian di New Orleans tergolong aksi terorisme. "Aksi tersebut merupakan tindakan yang terencana dan jahat," ujarnya.
Hingga saat ini, FBI menyatakan bahwa Shamdud-Din Jabbar bertindak sendiri tanpa keterlibatan pihak lain. Ia tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi usai menjalankan aksinya.