Presiden Palestina Mahmoud Abbas Desak Sidang Darurat DK PBB untuk Hentikan Serangan Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Feb 2025, 18:45
Katherine Talahatu
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tentara Israel meluncurkan serangan skala besar di Tepi Barat bagian utara. Tentara Israel meluncurkan serangan skala besar di Tepi Barat bagian utara. (Antara.com)


Ntvnews.id
, Jakarta - Pada Minggu 2 Febuari 2025, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyerukan agar Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat untuk menghentikan serangan Israel terhadap rakyat Palestina. Seruan ini muncul setelah penghancuran blok-blok permukiman di kamp pengungsi Jenin, yang terletak di Tepi Barat utara yang diduduki.

Direktur Hubungan Masyarakat dan Media Kota Jenin, Bashir Matahen, sebelumnya telah melaporkan kepada Anadolu bahwa tentara Israel telah meledakkan 21 rumah di tiga permukiman kamp pengungsi tersebut. 

Abbas juga memperhatikan “kebijakan pembunuhan yang diterapkan Israel, yang telah menyebabkan kematian puluhan warga, melukai ratusan orang, menangkap ribuan tahanan, serta aksi teror yang dilakukan pemukim, termasuk pembakaran rumah dan properti warga Palestina, semua bertujuan untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka.”

Kepresidenan Palestina mendesak komunitas internasional "untuk segera turun tangan dan bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina serta menekan negara pendudukan agar menghentikan kejahatan seriusnya yang mengarah pada pemindahan paksa warga Palestina."

Baca juga: Lebih dari 61.700 Warga Palestina Tewas dalam Perang Israel

Palestina juga mengimbau kepada pemerintah AS "agar segera bertindak untuk memaksa Israel menghentikan penghancuran dan pengusiran ini serta mencegah eskalasi dan ketegangan yang dampaknya akan dirasakan di seluruh kawasan."

Kepresidenan Palestina memastikan bahwa tentara Israel "sedang menyelesaikan rencana yang telah mereka mulai di Jalur Gaza untuk mengusir rakyat Palestina, dengan meledakkan rumah-rumah dan kawasan permukiman guna memaksakan rencana yang ditolak dan dikecam secara luas."

Pihaknya juga memaparkan dengan tegas bahwa rakyat Palestina “akan tetap teguh bertahan di tanah mereka, menjaga sejarah dan tempat suci mereka, serta mampu menggagalkan rencana pemindahan paksa itu, sebagaimana mereka telah menggagalkan berbagai proyek yang menargetkan perjuangan, hak-hak sah, dan prinsip-prinsip dasar mereka yang tidak akan mereka tinggalkan.”

Presiden Palestina memperingatkan bahwa “tindakan destruktif yang dilakukan pasukan pendudukan ini akan membawa dampak serius bagi rakyat Palestina dan seluruh kawasan, serta tidak akan membawa perdamaian dan keamanan bagi siapa pun.”

Baca juga: Lebih dari 61.700 Warga Palestina Tewas dalam Perang Israel

Pada 21 Januari lalu, tentara Israel melancarkan serangan ke Kota Jenin dan kamp pengungsi di wilayah tersebut, yang mengakibatkan sedikitnya 25 warga Palestina tewas. Serangan itu kemudian meluas ke Kota Tulkarm, di mana tiga warga Palestina juga menjadi korban jiwa.

Eskalasi di Tepi Barat ini terjadi setelah dimulainya perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza pada 19 Januari, menyusul perang genosida Israel yang berlangsung selama 15 bulan dan menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina, serta menghancurkan wilayah tersebut.

Halaman
x|close