Ntvnews.id, Jakarta - Polisi mengungkapkan kendala pengungkapan kasus pengeroyokan yang menewaskan sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) asal Sumatra Barat, Rahmat Vaisandri. Menurut Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, keberadaan korban yang tak terekam kamera CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) menjadi kesulitan bagi penyidik guna mengungkap kasus tersebut.
"Terkait dengan kesulitan dalam pengungkapan kasus ini, kita tahu bersama bahwa yang dilaporkan ke kami bahwa yang bersangkutan mencuri dan selanjutnya dilakukan pengeroyokan oleh para tersangka. Lalu dari CCTV juga menjadi kesulitan," ujar Nicolas di Polres Metro Jakarta Timur, Senin, 3 Februari 2025.
Nicolas mengatakan, awalnya pelaku melaporkan Rahmat sebagai pencuri dan dilakukan pengeroyokan.
"Sehingga pada tanggal 21 itu kami baru membuat laporan model A. Identitas dari korban sama sekali tidak ada," kata Nicolas.
Kemudian, usai kejadian pengeroyokan tersebut, para tersangka langsung diberhentikan sehingga semuanya kembali ke daerah masing-masing. Pihak kepolisian juga harus berpegang teguh sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
"Setelah kejadian itu para pekerja ini diberhentikan dan mereka kembali ke kampung, ada juga yang mencari pekerja lain. Ini yang membuat kami kesulitan untuk mencari mereka, identitas mereka sehingga kita melakukan penyidikan agak butuh waktu yang panjang," papar Nicolas.
Bukan cuma itu, CCTV yang ada di TKP juga tidak berfungsi. Hal ini membuat Kepolisian harus lebih menelusuri kejadian tersebut secara mendalam.