Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Filipina telah mengumumkan keadaan darurat ketahan pangan untuk menurunkan harga beras yang terbilang masih tinggi.
Menteri Pertanian Filipina Francisco Tiu Laurel Jr. mengatakan bahwa langkah tersebut akan membantu pemerintah melepaskan stok cadangan beras untuk menstabilkan harga eceran, menurut The Manila Times.
Baca Juga: AS Siapkan Dana Besar untuk Akuisisi TikTok
“Deklarasi darurat ini memungkinkan kami untuk melepaskan stok cadangan beras yang dimiliki oleh Otoritas Pangan Nasional (NFA) guna menstabilkan harga dan memastikan bahwa beras, makanan pokok bagi jutaan warga Filipina, tetap dapat diakses oleh konsumen,” kata Francisco Tiu Laurel Jr, Selasa 4 Februari 2025, dilansir Antara.
Harga beras/Antara
Filipina adalah salah satu importir beras terbesar di dunia. Namun, harga beras meningkat sekitar 20 persen tahun lalu.
Pihak berwenang Filipina menyatakan keadaan darurat pangan itu berdasarkan rekomendasi Dewan Koordinasi Harga Nasional atas pengamatannya terhadap kenaikan harga meskipun ada pengurangan tarif impor beras dari 35 persen menjadi 15 persen pada Juli tahun lalu.
Undang-Undang Ratifikasi Beras membatasi NFA Filipina untuk menjual beras secara langsung kepada masyarakat, tetapi undang-undang tersebut mengizinkan menteri pertanian untuk menyatakan keadaan darurat dan melepaskan stok cadangan.