Ntvnews.id, London - Seorang pria yang memanjat Big Ben di London, Inggris, sambil membawa bendera Palestina telah ditangkap oleh polisi.
Dilansir dari AFP, Senin, 10 Maret 2025, Kepolisian Metropolitan London menerima laporan mengenai insiden tersebut sekitar pukul 07.00 GMT pada Sabtu. Polisi menyebutkan bahwa pria itu akhirnya ditangkap setelah insiden yang berlangsung cukup lama.
Saat melakukan aksinya, pria tersebut memanjat Menara Elizabeth—lebih dikenal sebagai lokasi lonceng jam Big Ben—tanpa mengenakan alas kaki. Petugas berusaha membujuknya untuk turun.
Untuk bernegosiasi, petugas menggunakan megafon dan menaiki lift truk pemadam kebakaran agar bisa berbicara lebih dekat dengannya. Dalam video yang beredar di media sosial, pria yang mengenakan hoodie dan topi bisbol itu terdengar berkata, "Saya akan turun dengan cara saya sendiri."
Baca Juga: Eks PM Inggris Tony Blair Ikut Hadir di Istana Bertemu Prabowo
Rekaman tersebut juga menunjukkan para negosiator mengkhawatirkan kondisi kakinya yang tampak terluka, dengan menyebut adanya "banyak darah." Selain itu, mereka juga mempertanyakan apakah pakaian yang dikenakannya cukup hangat untuk bertahan di suhu dingin saat malam hari.
Seorang jurnalis AFP yang berada di lokasi melaporkan bahwa kaki pria itu terlihat berdarah. Sementara itu, sejumlah orang berkumpul di sekitar area yang telah diblokade polisi. Para pendukungnya meneriakkan slogan seperti "Bebaskan Palestina" dan "Anda adalah pahlawan."
Baca Juga: Viral Raja Inggris dan Istri kena Bully Warganya Gegara Sambut Ramadhan
Sebagai langkah pengamanan, polisi menutup beberapa area di sekitar lokasi, termasuk Jembatan Westminster, dan Gedung Parlemen pun membatalkan tur kunjungan. Setelah situasi terkendali, Kepolisian Westminster mengonfirmasi bahwa semua jalan di sekitar area tersebut telah dibuka kembali.
Aksi Pro-Palestina di Skotlandia
Pada Jumat malam sebelumnya, demonstran pro-Palestina juga melakukan aksi di Skotlandia dengan menyemprotkan tulisan besar bertuliskan "Gaza Bukan untuk Dijual" di halaman resor golf milik mantan Presiden AS Donald Trump.
Kelompok Aksi Palestina menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap dugaan rencana pemerintah AS untuk melakukan pembersihan etnis di Gaza.
Kepolisian Skotlandia mengonfirmasi kepada AFP bahwa mereka tengah menyelidiki laporan terkait aksi vandalisme tersebut.