Prabowo Perintahkan Para Menteri Tingkatkan Komunikasi Publik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Mar 2025, 16:27
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tangkapan layar - Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah. Tangkapan layar - Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan pada anggota Kabinet Merah Putih untuk meningkatkan komunikasi publik.

Baca Juga: Tak Cuma ke Investor, Maruarar Tegaskan Presiden Prabowo Berikan Karpet Merah untuk Rakyat Kecil

Langkah ini diambil agar berbagai program pemerintah yang telah berjalan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dapat tersampaikan dengan lebih baik.

"Pak Presiden Prabowo memerintahkan kepada seluruh anggota kabinetnya untuk melakukan komunikasi publik yang baik. Artinya, program-program yang sudah dilakukan, yang sudah dirasakan oleh rakyat itu harus mampu kita komunikasikan secara baik, dengan narasi yang baik, dengan kecepatan informasi yang juga cepat," kata Bahlil saat ditemui awak media di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu 26 Maret 2025.

Menurutnya, komunikasi yang efektif sangat penting agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan akurat mengenai kebijakan serta pencapaian pemerintah.

"Tujuannya agar apa yang sudah kita lakukan dengan baik itu betul-betul bisa tersampaikan ke tengah publik, sehingga ruang-ruang komunikasi itu bisa diisi oleh fakta-fakta atas apa yang kita kerjakan," ujarnya.

Sejak dilantik pada Oktober 2024, Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menghadapi berbagai tantangan dalam komunikasi publik. Meskipun survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat sebesar 79 persen terhadap 100 hari pertama pemerintahan ini, sejumlah akademisi menyoroti perlunya evaluasi dalam aspek komunikasi publik.

Beberapa kasus yang mencerminkan tantangan komunikasi publik tersebut antara lain:

1. Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Usulan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk memasukkan serangga seperti belalang dan ulat sagu dalam MBG menimbulkan polemik di masyarakat. Kurangnya sosialisasi dan penjelasan yang memadai mengakibatkan kebingungan dan resistensi dari publik.

2. Pernyataan Menteri Hukum tentang Tragedi 1998: Menteri Hukum Yusril Ihza Mahendra menyatakan Tragedi 1998 bukan merupakan pelanggaran HAM berat. Komentar ini memicu kontroversi dan kritik dari berbagai pihak yang menilai pernyataan tersebut kurang sensitif terhadap korban dan keluarga korban.

3. Kebijakan penjualan LPG 3 kilogram: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa penjualan LPG 3 kilogram hanya boleh dilakukan di pangkalan resmi. Namun, keputusan ini kemudian dianulir Presiden Prabowo, menunjukkan inkonsistensi dalam komunikasi kebijakan dan menyebabkan kebingungan di masyarakat.

(Sumber: Antara)

x|close