Pengusaha China Bongkar Biaya Produksi Tas Hermes Cuma Rp16 Juta Tapi Dijual Rp600 Juta

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Apr 2025, 14:00
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Pengusaha China Bongkar Biaya Produksi Tas Hermes Pengusaha China Bongkar Biaya Produksi Tas Hermes (Twitter)

Ntvnews.id, Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China memunculkan tren baru di media sosial. Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif impor hingga 145 persen terhadap produk asal China pada April 2025 memicu respons keras dari para pelaku industri di negara tersebut.

Ramai di TikTok, sejumlah produsen asal China mengunggah video yang menjadi viral karena membongkar fakta mengejutkan bahwa berbagai produk mewah dari merek Barat seperti tas Hermes Birkin, Dior, dan legging Lululemon sebenarnya dibuat di China dengan ongkos produksi yang jauh lebih rendah dibanding harga jualnya.

Melalui konten yang diberi label seperti "Perang Dagang” para pembuat video menampilkan proses produksi secara rinci, menunjukkan harga unit produk, hingga memberikan cara memesan langsung dari pabrik demi menghindari harga ritel yang tinggi akibat nilai merek.

Salah satu akun bernama @bagbestie1 bahkan menyatakan bahwa sebagian besar produk dari merek mewah global berasal dari pabrik di China.

“Beberapa orang menyebut bahwa tag 'made in China' membuat tas tidak bisa terlihat mewah. Namun kenyataannya lebih dari 80 persen tas dari brand ternama di dunia dibuat di China,” tulis akun tersebut dikutip pada Selasa, 15 April 2025.

Akun tersebut juga menyebut bahwa biaya produksi sebuah tas Hermès Birkin, yang dijual dengan harga fantastis 38 ribu Dolar AS (sekitar Rp637 juta), hanya memerlukan biaya sekitar 1.000 Dolar AS (sekitar Rp16 juta).

Produk lain seperti celana ketat Lululemon, yang dijual di Washington dengan harga 100 Dolar AS (sekitar Rp1,6 juta), disebut berasal dari jalur produksi di Yiwu, China, dengan biaya hanya 5-6 Dolar AS (sekitar Rp83 ribu-Rp100 ribu) per pasang.

Dalam video lain, tampak perbandingan harga barang rumah tangga seperti kapsul deterjen mirip Tide Pods yang dijual seharga 1 Dolar AS di China, tetapi bisa mencapai 13 Dolar AS ketika masuk ke pasar Amerika.

Tidak hanya dari pihak produsen, beberapa video juga diunggah oleh agen pengiriman dan sourcing yang memberikan tips praktis, termasuk panduan memesan langsung lewat platform seperti Taobao, WhatsApp, hingga WeChat. Beberapa kreator turut membagikan tautan langsung ke pabrik melalui kolom komentar.

Namun, tren ini tidak lepas dari sisi negatif. Para ahli mengingatkan adanya risiko penipuan, terutama dari akun tidak resmi yang mengklaim sebagai distributor pabrik atau menyebarkan tautan yang mencurigakan.

Fenomena ini mencuat bersamaan dengan berakhirnya kebijakan “de minimis AS” yang sebelumnya membebaskan barang-barang murah dari China dan Hong Kong dari bea masuk. Kini, semua kiriman dikenai tarif tinggi, tanpa memperhatikan harga produknya.

Situasi ini berdampak signifikan pada pelaku usaha kecil yang sebelumnya mengandalkan pengiriman langsung dari pabrik ke konsumen AS tanpa gudang lokal. Selain itu, perusahaan besar seperti Nike yang masih bergantung pada produksi dari China mulai mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian rantai produksinya ke negara lain.

x|close