Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Presiden RI, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kesiapan untuk menampung warga Palestina dari Gaza. Namun, menurutnya, pelaksanaan teknis dari keinginan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk direalisasikan.
Dalam keterangannya di Wisma Negara, Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, Prasetyo menjelaskan bahwa tawaran evakuasi yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto memerlukan persetujuan dari Pemerintah Palestina dan perlu dibicarakan pula dengan negara-negara yang aktif mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Tawaran itu dianggap perlu disetujui, kemudian secara teknis seperti apa kan tidak mudah. Tetapi, itu bagian dari kami Pemerintah Republik Indonesia terus memberikan perhatian kepada saudara-saudara kita di Gaza,” kata Prasetyo Hadi, di Kompleks Istana Negara, Senin, 21 April 2025.
Baca Juga: Mensos Sebut Ada Beberapa Tempat Disiapkan untuk Rencana Relokasi Warga Gaza
Prasetyo juga menjelaskan bahwa rencana evakuasi tersebut menjadi salah satu agenda yang dibahas oleh Presiden Prabowo saat melakukan kunjungan ke lima negara Timur Tengah pada tanggal 9 hingga 14 April 2025. Negara-negara yang dikunjungi antara lain Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
Ia menuturkan bahwa negara-negara tersebut pada dasarnya memberikan respons positif terhadap gagasan Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza.
“Secara prinsip setuju. Tetapi, sekali lagi tentunya secara teknis itu kan tidak mudah. Maka dari itu, Beliau (Presiden) terus berkoordinasi, bahwa Kementerian Luar Negeri, Bapak Menlu (Sugiono) terus berkoordinasi, apabila memang ini diterima, dan akan dilaksanakan supaya bisa dapat berjalan dengan baik,” kata Prasetyo.
Lebih lanjut, jika ada negara yang tidak memberikan persetujuan, Prasetyo menekankan bahwa semangat Indonesia tetap konsisten dalam menunjukkan kepedulian terhadap rakyat Palestina.
“Semangatnya memang kami mau membantu, bahwa ada negara yang belum setuju ya enggak masalah. Masing-masing punya ini (sikap) sendiri-sendiri. Makanya juga Bapak Presiden tidak gegabah di dalam memberikan penawaran terhadap kehendak pemerintah kita,” sambung Prasetyo.
Baca Juga: Soal Rencana Evakuasi 1.000 Warga Gaza, Kemhan Tunggu Arahan Prabowo
Gagasan evakuasi sementara terhadap warga Palestina di Gaza sebelumnya telah diungkap oleh Presiden Prabowo dalam konferensi pers yang digelar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Rabu, 9 April 2025 dini hari, sebelum keberangkatan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menerima sekitar seribu warga Palestina dalam tahap pertama evakuasi. Fokusnya adalah kepada mereka yang terluka, mengalami trauma, dan anak-anak yatim.
"Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama," kata Presiden.
Meski begitu, Presiden menekankan bahwa pelaksanaan evakuasi ini bergantung sepenuhnya pada kesepakatan dari berbagai pihak yang terlibat, serta harus memenuhi sejumlah ketentuan tertentu.
"Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal. Saya kira itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut," kata Prabowo.
Dalam lawatan ke Amman, Yordania, yang menjadi destinasi terakhir dari rangkaian kunjungan di Timur Tengah pada Senin, 14 April 2025, Presiden Prabowo juga mengungkapkan optimisme terkait akan adanya langkah-langkah signifikan bagi rakyat Palestina di Gaza sebagai hasil konsultasi dengan para pemimpin lima negara tersebut.
"Alhamdulillah, kita dapat update yang jernih, kita berharap mungkin dalam waktu dekat akan ada terobosan ke arah yang baik tentunya," kata Presiden Prabowo menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Amman, Yordania.