Ntvnews.id, Vatikan - Dalam misa pelantikannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Leo XIV menyampaikan pesan kuat tentang penderitaan warga sipil di Gaza akibat konflik berkepanjangan yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa.
Di hadapan sekitar 200.000 umat dan tamu dari berbagai negara di Lapangan Santo Petrus, Minggu, 18 Mei 2025 Paus menekankan pentingnya empati global terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia.
"Anak-anak, keluarga, dan orang lanjut usia di Gaza telah mengalami kelaparan," kata Paus Leo, dalam homilinya yang penuh empati dan seruan moral.
Mengutip laporan dari ANews, Senin, 19 Mei 2025, Paus mengingatkan bahwa di tengah sukacita iman dan perayaan kebersamaan, umat Katolik tidak boleh melupakan saudara-saudari mereka yang sedang menderita akibat perang.
Ia menekankan bahwa penderitaan manusia, terlepas dari agama atau latar belakang, harus menjadi perhatian dan tanggung jawab seluruh umat beriman. Krisis di Gaza menjadi sorotan utama Paus Leo, terlebih setelah ofensif militer Israel yang diluncurkan sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Apalagi, operasi militer tersebut mengakibatkan lebih dari 53.300 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Paus mengecam kekerasan terhadap warga sipil dan menyerukan penghentian segera operasi militer serta pembukaan akses penuh untuk bantuan kemanusiaan.
Dalam momen bersejarah itu, Paus juga menyampaikan keprihatinan terhadap konflik di Ukraina dan menegaskan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai tanpa dialog dan keadilan. Setelah misa, Paus Leo mengadakan pertemuan pribadi dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, membahas upaya negosiasi damai yang berkelanjutan.
Kehadiran tokoh-tokoh lintas agama dalam misa pelantikan memperkuat pesan penting Paus tentang perlunya dialog antaragama. Misa tersebut juga menjadi momentum istimewa saat Paus Leo untuk pertama kalinya menggunakan kendaraan "popemobile", berhenti sejenak untuk memberkati anak-anak yang hadir.
"Setiap manusia, tanpa memandang agama atau asal usul, adalah suci dan berharga di mata Tuhan," tegas Paus Leo. Ia menambahkan bahwa hak untuk hidup dalam damai adalah hak asasi yang harus dilindungi oleh semua bangsa.